Jakarta, 16 Desember 2014. Meningitis merupakan peradangan pada selaput di sekitar otak dan sumsum tulang belakang yang biasanya disebabkan oleh infeksi. Di Indonesia, penyakit ini sering diderita oleh anak-anak, remaja dan pemuda yang beranjak dewasa. Berdasarkan data WHO pada tahun 2010 dilaporkan bahwa meningitis menempati peringkat ke-41 penyebab kematian di Indonesia, dan memakan korbar sekitar 363ribu jiwa. Sebagai orang tua kita wajib waspada dan tidak mengabaikan dan menunda pengobatan terhadap meningitis, karena apabila kondisi tersebut terlambat, meningitis bisa berkembang menjadi hidrosefalus dan semakin memperburuk kondisi syaraf, begitu pula dengan yang terjadi pada Vincent Jonathan.

Vincent yang merupakan anak Indonesia berusia 3 tahun, sebelumnya merupakan balita yang normal dan aktif sebelum akhirnya dia menderita infeksi TB dan hidrosefalus (gangguan umum dari otak di mana cairan yang berada di otak diblokir dari sistem sirkulasi normal). Dia dirawat di sebuah rumah sakit lokal di Jakarta sejak April 2014 dan kondisinya tidak membaik. Sebagai keluarga yang kurang beruntung dan tidak memiliki pengetahuan memadai tentang bagaimana merawat penderita meningitis, kondisi Vincent semakin memburuk hingga orangtua-nya diambang menyerah dan pesimis bahwa anak kecil tersebut akan hidup.

Penderitaan mereka akhirnya mendapat simpati dan perhatian dari “Love for Others/LFO” Foundation (www.lfo-indonesia.com) – sebuah organisasi yang membantu orang Indonesia yang kurang beruntung. Bantuan pun mengalir melalui LFO, karena banyak orang yang merasa tersentuh dan bersimpati terhadap kondisi Vincent. Dengan dana yang dihimpun oleh LFO, sang ayah membawa Vincent ke rumah sakit ternama di Jakarta akan tetapi setelah menjalani dua kali konsultasi dengan dokter pada rumah sakit tersebut, Vincent dinilai sebagai kasus yang ‘tidak ada harapan’. Akibatnya orang tua Vincent sedih karena mereka berkonsultasi dengan banyak dokter dan pada akhirnya mereka sampai pada kesimpulan yang sama. Orang tua Vincent harus dibujuk oleh LFO untuk membawa anak mereka menjalani perawatan di luar negeri.

Ayah Vincent yang pernah bekerja di Malaysia memilih Singapura sebagai pilihan pengobatan untuk anaknya. “Saya tahu standar kesehatan di sana dan saya ingin yang terbaik untuk anak saya.” Ungkap ayah Vincent.

Kantor perwakilan Parkway Hospitals Singapore dihubungi oleh pihak LFO untuk membantunya menemukan dokter yang dapat mengobati Vincent. Kemudian Gleneagles Hospital Singapura merespon cepat panggilan tersebut dan membentuk tim spesialis yang mampu mengobati Vincent dan dipimpin oleh Dr Rajendra Tiruchelvarayan, yang merupakan Senior Consultant Neurosurgeon dari Gleneagles Hospital Singapura.

“Kondisi medis Vincent sangatlah kompleks, meskipun demikian, tim multi-disiplin kami yang dipimpin oleh Ahli Bedah Syaraf Anak, Dr Rajendra Tiruchelvarayan , bereaksi cepat dan melakukan yang terbaik untuk dia. Vincent dan keluarganya tidak menyerah dan memilih untuk datang ke Gleneagles Singapura dengan harapan yang tinggi. Maka dari itu, tim kami juga berusaha semaksimal mungkin.” Ungkap Dr Vincent Chia, CEO Gleneagles Hospital Singapore.

Pada 31 Oktober 2014, Vincent dievakuasi dengan pesawat charter pribadi ke Singapura dan tiba di sana dengan kondisi yang terbaring lemah dan tak mampu berkomunikasi. Pada saat kedatangannya, Dr Raj menilai kondisinya dan menemukan bahwa ia memiliki beberapa masalah termasuk penyumbatan cairan otak, masalah kaki, dan gizi buruk. Hasil scan otak-nya menunjukkan bahwa ia membutuhkan perawatan bedah dan meskipun dokter tidak menjamin kesuksesan operasi tersebut, namun mereka berfikir bahwa itu merupakan kesempatan terbaik untuk pengobatannya. Deteksi dini dan tindakan operasi bisa memiliki hasil jangka panjang yang lebih baik untuk Vincent. dr Raj dan tim spesialis mengoperasi Vincent beberapa hari kemudian pada 03 November 2014 mengingat bobotnya masih terlalu kecil untuk dapat melakukan operasi. Sebuah tabung paralel dimasukkan untuk mengalirkan cairan otak dari kepala sampai perut dan Vincent merespon dengan baik pengobatan ini.

“Vincent merupakan pejuang hidup sebenarnya. Tim spesialis kami berkumpul untuk menyediakan perawatan terbaik baginya termasuk dokter spesialis penyakit menular, dokter anak, ahli bedah ortopedi, dokter mata, ahli bedah THT dan ahli bedah anestesi. Kita semua sangat terkejut bahwa dia merespon operasi tersebut dengan baik dan kondisi syaraf-nya juga mulai membaik secara bertahap. Dia juga menjadi lebih aktif dan waspada, tangan dan kakinya lebih dapat bergerak setelah dia mendapatkan terapi rehabilitasi oleh ahli fisioterapi” ungkap Dr Rajendra Tiruchelvarayan.

Selama seminggu setelah operasi, Vincent berhasil minum lebih banyak susu dan menambah berat badannya dengan baik sehingga bisa dipulangkan dari Gleneagles Hospital Singapura pada 2 Desember 2014. Dr Raj kembali memeriksa dia pada 11 Desember 2014 dan berkesimpulan bahwa dia bisa menjalani penerbangan pulang ke Jakarta dengan pesawat komersial pada hari yang sama. Meskipun telah melalui jalan menuju pemulihan yang lambat, namun kemauan yang kuat dari anak kecil tersebut membuat dia mendapatkan kesempatan untuk hidup.

Sebagai seorang ahli bedah saraf Dr Rajendra menghimbau “Orang tua perlu menyadari gejala meningitis (infeksi otak) pada anak, yang meliputi demam tinggi, anak menjadi mudah marah, mudah menangis, sangat mengantuk sepanjang waktu dan/atau mengalami kejang-kejang. Anak harus dibawa ke dokter sesegera mungkin dan segera berkonsultasi ke spesialis. Cara untuk mencegah meningitis termasuk melakukan imunisasi secara rutin, dan memastikan anak Anda memiliki nutrisi yang baik dan sehat”.

Tim Spesialis Berdedikasi dari Gleneagles Hospital Singapura 
– Konsultan Senior, Ahli Bedah Syaraf (Dr Rajendra Tiruchelvarayan)
– Dokter Penyakit Menular (Dr Leong Hoe Nam)
– Dokter Spesialis Anak (Dr Nancy Tan, Dr Steven Ng)
– Ahli Bedah Ortopedi (Dr Fancis Wong)
– Dokter Spesialis Mata (Dr Alicia How)
– Ahli Bedah THT (Dr David Lau)
– Ahli Anestesi (Dr Kong Chee Seng)

Tentang Gleneagles Hospital Singapore

Merupakan sebuah rumah sakit berstandar internasional yang memiliki 272 tempat tidur perawatan akut yang menyediakan berbagai pelayanan medis dan pembedahan untuk perawatan total pasien. Kunci kekuatan Gleneagles terletak pada fokus pelayanan pasien yang user-friendly, perawatan berkualitas, keahlian spesialisnya dan teknologi medis yang terbukti canggih. Rumah sakit ini terakreditasi oleh Joint Commission International, dengan spesialisasi utama pada kardiologi, gastroenterologi, transplantasi hati, kebidanan dan ginekologi, juga onkologi dan ortopedi. Informasi lebih lanjut kunjungi: http://gleneagles.com.sg.

Media Coverage

Parkway - Medan Bisnis 12 April 2015 P.8

Medan Bisnis 12 April 2015 P.8

Parkway - Bisnis Indonesia Weekend 13 April 2014 P.6

Bisnis Indonesia Weekend 13 April 2014 P.6