Fenomena TikTok sudah mulai kita rasakan di akhri tahun lalu, dan semakin gencar di tahun 2020 ini. Penggunanya bukan hanya influencer tapi banyak juga kalangan public figure seperti dari berbagai latar belakang seperti aktor atau seniman. Nama TikTok sendiri banyak mengundang perhatian karena masih banyak yang masih belum paham dengan cara kerja dari Tik Tok sendiri. Jadi mari kita bahas dulu apa sebenarnya Tik tok.
Apa itu TikTok?
TikTok merupakan aplikasi dari Tiongkok untuk membuat atau berbagi video berdurasi pendek yaitu 15 detik. TikTok juga dikenal dengan nama Douyin ini merupakan aplikasi yang dimiliki oleh perusahaan bernama ByteDance yang berpusat di Beijing yang berdiri pada tahun 2012. Aplikasi ini diluncurkan pada tahun 2016, kemudian pada tahun 2018 aplikasi ini merging dengan aplikasi musical.ly.
TikTok menawarkan berbagai kemudahan untuk membantu penggunanya membuat content video pendek seperti filter-filter serta bisa pula memasukkan berbagai lagu untuk men-support video mereka menjadi lebih menarik. Pengguna apps ini juga bisa melihat content dari pengguna atau creator lain dengan menggunakan hashtag tertentu.
Selain itu banyak creator yang membuat ‘challenge’ sehingga creator lain bisa membuat ‘respond’ dengan cara membuat video yang sama dengan versi mereka sendiri atau bisa membuat video berkaitan dengan video tersebut. Jadi aplikasi ini memiliki interaksi dua arah bukan hanya sebuah aplikasi yang menyediakan tools untuk meng-edit video, melainkan sebuah platform media social yang bisa men-support content creator untuk mendukung kreatifitas mereka.
Video yang dibuat dalam TikTok ini kemudian bisa juga dibagikan di berbagai social media lain seperti instagram atau twitter dan lainnya.
Menurut data Apptopia, TikTok memiliki lebih dari 250 juta pengguna bulanan aktif (tidak termasuk sebagian besar pengguna dari Tiongkok). Ini membandingkan dengan sekitar 298 juta pengguna aktif bulanan untuk Snapchat. TikTok sejajar dengan YouTube karena mudah dan terstruktur sedemikian rupa sehingga sangat mudah untuk berpindah dari satu video ke video lainnya. Tidak ada persyaratan untuk membuat akun untuk melihat konten pada platform dan beralih dari bagian ke bagian, baik dari beberapa TikTokers atau dalam akun yang sama, hanya perlu swipe.
Kemudahan ini juga yang membuat pengguna Tik Tok dengan mudah menghabiskan waktu mereka di aplikasi ini. Berdasarkan Fast Company,penggunaTik Tok bisa menghabiskan rata- rata 45 menit dalam satu hari, ini melebihi waktu yang mereka habiskan untuk Facebook.
Apakah Tik Tok membantu sebuah brand dalam campaign mereka?
Seperti yang kita tahu, Tik Tok memiliki peminat yang besar sehingga muncul pertanyaan apakah dengan kelebihan ini sebuah brand bisa memanfaatkan aplikasi ini sebagai salah satu tools mereka untuk mendukung campaign mereka?
Di Amerika beberapa brand terkemuka seperti Chipotle Mexican Grill, Fenty Beauty, Guess, Sephora dan Teen Vogue sudah mulai memanfaatkan aplikasi ini. Contohnya Chipotle, menciptakan challenge #GuacDance, mendorong pengguna untuk memamerkan gerakan mereka untuk Hari Alpukat Nasional pada 31 Juli. Tantangan itu menghasilkan lebih dari 250.000 video dan hampir 430 juta video dimulai selama enam hari berturut-turut.
Selain itu Guess, merek denim ini juga memanfaatkan TikTok dengan membuat challenge #inMyDenim dengan menitik beratkan campaign mereka dimana mereka menunjukkan bahwa menggunakan merek mereka dapat mendukung style creator TikTok dalam membuat content mereka.
Dari contoh brand-brand tersebut pada dasarnya kita harus memahami betul target audience dari brand itu sendiri. Tentu brand juga harus mengetahui demographic dari pengguna TikTok itu sendiri, seperti kebanyakan pengguna aplikasi ini adalah anak muda dan remaja.
Jadi jika client Anda atau sebuah brand memiliki target anak muda maka TikTok layak untuk dieksplorasi, karena semua platform yang berkaitan dengan target audience Anda merupakan tools Anda untuk berkomunikasi dengan mereka. Pada umumnya channel kreatif akan berjalan berdampingan dengan kreatif PR.
Jadi, Apakah TikTok harus menjadi bagian dari strategi PR Anda?
Untuk menjawab pertanyaan ini mari kita menyimpulkan kembali aplikasi ini, TikTok, sebuah aplikasi seluler, yang dikenal dengan musik dan video pendek yang banyak digunakan oleh remaja, telah meroket ke popularitas luar biasa.
Kembali pada target audience Anda sendiri, jika memang sesuai maka Anda harus mempertimbangkan TikTok sebagai strategi PR Anda, dan bisa dilihat dari contoh brand- brand yang sudah disebut kan tadi, dan melihat mereka memanfaatkan TikTok dengan menciptakan challenge yang berkaitan.
(oleh Fitri Frisdianti, praktisi Public Relations; referensi dari berbagai sumber)