Jakarta, 14 Februari 2017 – Jumlah kunjungan wisatawan internasional dan penerimaan devisa dari sektor pariwisata Singapura pada tahun 2016 melampaui perkiraan dan mencapai angka tertinggi dalam sejarah. Kunjungan wisatawan internasional ke Singapura tumbuh sebesar 7,7 persen menjadi 16,4 juta, sementara penerimaan devisa dari sektor pariwisata meningkat sebesar 13,9 persen menjadi S$24,8 miliar[1]. Hasil pendapatan dari sektor pariwisata yang kuat ini disumbang oleh para wisatawan asing yang lebih banyak membelanjakan uangnya pada wisata kuliner, belanja dan akomodasi.

Chief Executive Singapore Tourism Board (STB), Mr Lionel Yeo,mengatakan, “Kami sangat berbesar hati dengan kinerja sektor pariwisata yang kuat pada tahun 2016. Meski menghadapi berbagai tantangan seperti pelemahan kinerja ekonomi di sejumlah pasar utama sumber wisatawan ke Singapura serta merebaknya virus Zika, Singapura berhasil menarik minat lebih banyak wisatawan berkualitas untuk berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi.”

 

Tinjauan Pasar

Berdasarkan penerimaan devisa sektor pariwisata (YTD 3Q2016) (Seluruh Pasar)

Dari Januari hingga September 2016, terjadi pertumbuhan yang bagus pada 10 pasar utama sumber wisatawan ke Singapura. Selama dua tahun berturut-turut, China (+41%) menempati urutan pertama, diikuti India (+37%) dan Indonesia (+14%). Penerimaan devisa dari wisatawan China meningkat terutama karena pertumbuhan jumlah turis, sementara penerimaan devisa dari wisatawan India dan Indonesia tumbuh seiring meningkatnya pembelanjaan wisatawan untuk retail dan akomodasi.

Berdasarkan Kunjungan Wisatawan (2016) (Seluruh Pasar)

Selama tahun 2016, pertumbuhan kunjungan wisatawan terbesar secara absolut adalah China (+36%), Indonesia (+6%), dan India (+8%). Pertumbuhan ini disebabkan oleh meningkatnya kunjungan wisatawan dari kota-kota utama dan kota-kota lainnya di China, India dan Indonesia, di mana STB telah meningkatkan upaya pemasaran di sana. India juga melampaui Australia sebagai pasar utama sumber wisatawan ke Singapura ke-4 untuk kunjungan wisatawan.

Penurunan terbesar kunjungan wisatawan terjadi pada turis dari Hong Kong (-12%), Malaysia (-2%), Australia (-2%), Korea Selatan (-2%) dan Japan (-1%). Penurunan wisatawan dari Hong Kong lebih banyak disebabkan oleh kinerja ekonomi yang melemah, sementara depresiasi ringgit Malaysia mengurangi jumlah perjalanan ke Singapura. Kunjungan wisatawan dari Australia Barat menurun karena sentimen berwisata yang melemah terkait pengaruh lambatnya laju industri pertambangan di sana. Penurunan wisatawan asal Australia juga terjadi di Eropa yang mempengaruhi angka transit di Singapura. Sedangkan penurunan wisatawan dari Jepang dan Korea Selatan terutama di kuartal terakhir 2016 akibat berita merebaknya virus Zika di Singapura.

Kinerja Indonesia

Indonesia mempertahankan posisinya sebagai salah satu pasar utama wisatawan ke Singapura dengan jumlah 2,894 juta kedatangan wisatawan. Angka ini meningkat sebesar 6 persen dan merupakan perubahan yang tajam dari penurunan sebesar -10 persen yang dialami pada tahun 2015. Sebanyak 330.000 wisatawan Indonesia berkunjung ke Singapura pada Desember 2016, yang merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah dengan pertumbuhan 11 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2015.  Pertumbuhan ini sejalan dengan sentimen positif wisatawan Indonesia ke luar negeri secara keseluruhan.

“Upaya pemasaran kami yang berkelanjutan pada tahun ini telah terbayar dengan meningkatnya permintaan untuk berkunjung ke Singapura. Selain kota utama seperti Jakarta, kami telah menginvestasikan upaya dan dana pemasaran yang signifikan untuk menarik wisatawan potensial dari kota-kota seperti Bandung, Semarang, Surabaya, Palembang, Pekanbaru dan Medan. Kami sangat senang bahwa beberapa dari kota-kota ini telah menyumbang pertumbuhan dua digit melampaui Jakarta,“ kata Mr Raymond Lim, Area Director Indonesia.

“Singapura tetap menjadi tempat wisata yang menarik bagi mereka yang ingin berakhir pekan, bukan hanya karena kedekatan dan aksesibilitas tetapi juga karena kalender kegiatan yang menarik wisatawan untuk terus mengulangi kunjungannya ke Singapura. Keluarga tetap menjadi segmen konsumen utama kami dan wisatawan Indonesia terus menempatkan Singapura sebagai destinasi bersahabat untuk keluarga yang ingin menghabiskan waktu bersama. Kami juga melihat pertumbuhan perjalanan bisnis terutama untuk grup Meeting dan Incentive. Wisata kapal pesiar dari Singapura juga menjadi alternatif perjalanan wisata populer selain untuk tempat meeting dan incentive di atas kapal,” tambah Lim.

 

Tinjauan Utama 2016

Mengintensifkan Upaya Marketing

Memasuki tahun kedua, program kampanye pemasaran terintegrasi dengan tajuk “Singapura Serunya Bareng Bareng” dari STB Indonesia terus memberikan dampak positif dalam membangun kedekatan masyarakat Indonesia terhadap Singapura sebagai destinasi wisata dengan menggandeng beberapa selebriti ternama seperti Titi Kamal dan Christian Sugiono, serta Dwi Sasono dan Widi Mulia. Inisiatif di media sosial seperti kegiatan “Travel Battle” yang dipandu para selebritis ini berhasil memperkenalkan Singapura secara lebih lanjut dan menginspirasi masyarakat Indonesia untuk merasakan secara langsung berbagai pengalaman gaya hidup dan fasilitas ramah keluarga di Singapura.

Rangkaian kegiatan roadshow “Singapura Seru Bareng” di Bandung, Semarang, Surabaya, Palembang, Pekanbaru dan Medan turut meningkatkan familiaritas terhadap Singapura dan memicuhasil yang baik dari upaya taktikal dalam bentuk penjualan pada 6 pameran wisata yang diselenggarakan di kota-kota tersebut.

Meningkatkan Ketertarikan pada Tempat Wisata

Lanskap wisata Singapura yang beragam terus ditingkatkan dengan berbagai atraksi baru dan penawaran gaya hidup seperti KidZania Singapore, galeri seni digital permanen Future World di Art Science Museum, Marina Bay Sands, COMO Dempsey dan pengenalan terhadap Michelin Guide Singapore,serta tempat wisata yang telah diperbaharui seperti Chinatown Heritage Centre dan Zouk yang baru direlokasi di Clarke Quay.

Kalender kegiatan di Singapura juga semakin beragam dengan berbagai acara baru seperti Ultra Singapore dan pembukaan HSBC World Rugby Sevens Series bersamaan dengan elemen hiburan seusai acara, “Music After 7” di Clarke Quay.

Dari sisi bisnis, STB mendukung lebih dari 410 kegiatan bisnis yang diselenggarakan pada 2016 dengan pertumbuhan sebesar 15 persen dari tahun sebelumnya. Kegiatan-kegiatan ini berhasil mengumpulkan sekitar 343,000 kunjungan wsiata dan menghasilkan sekitar S$611 juta dalam bentuk devisa dari sektor wisata, peningkatan masing-masing 20 persen dan28 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Pada tahun 2016, industri kapal pesiar melihat adanya kenaikan jumlah penumpang sebesar 16 persen dari tahun sebelumnya menjadi 1.2 juta dan memperoleh 10 maiden calls. Daya tarik Singapura sebagai destinasi kapal pesiar terus diakui dengan sejumlah penghargaan industri termasuk peringkat pertama Top Cruise Destination pada Seatrade Cruise Awards dan penghargaan Top Asian Port dari Call at the Cruisers’ Choice Cruise Critic Awards.

 

Perkiraan 2017

STB memperkirakan penerimaan devisa dari sektor pariwisata akan berkisar pada angka S$25.1 hingga S$25,8 miliar (+1 hingga 4%) dan kunjungan wisatawan internasional akan berkisar pada angka 16,4 hingga 16,7 million (0 hingga 2%). Untuk pasar Indonesia, target kami adalah mempertahankan posisi sebagai pasar utama wisatawan nomor satu.

Perekonomian dan ketidakpastian politik secara global mungkin masih terus terjadi dan akan terjadi persaingan ketat di tingkat regional dalam meraup dollar dari sektor pariwisata. Meski begitu, Singapura dapat meraih keuntungan dari proyeksi pertumbuhan pariwisata di wilayah Asia Pasifik.

STB akan terus bekerja sama secara erat dengan mitra-mitra pariwisata untuk meningkatkan upaya kami dan meneruskan pertumbuhan pariwisata yang berkualitas.

[1] Estimasi awal