Quote atau kutipan merupakan salah satu elemen informasi yang penting dalam membuat siaran pers. Ada beberapa kalimat dari ahli, founder, ataupun partner yang memiliki relevansi tinggi membuat nilai baca sebuah siaran pers jauh lebih tinggi. Idealnya, kutipan yang  dimasukan berasal dari tim eksekutif, pimpinan proyek, maupun orang-orang yang terkena dampak langsung dari isi siaran pers yang telah  dibuat.

Pada umumnya, jurnalis membutuhkan beberapa atribusi dalam artikel atau berita. Dengan adanya kutipan, menjadi titik awal yang baik karena menawarkan sudut pandang, nada, dan bahasa yang berbeda dari orang yang menulis rilis. Kutipan juga berguna untuk membedakan sebuah pendapat dari fakta. Tak hanya itu, melalui kutipan, sebuah perusahaan dapat mendeskripsikan pengumuman yang disampaikan dengan lebih jelas.

Dalam siaran pers, memasukan banyak kutipan tidak disarankan karena membuat rilis tidak fokus, biasanya hanya kutipan dari satu atau dua orang yang memang memiliki pengaruh. Namun,  hal ini tentu tidak berlaku, apabila memiliki beberapa orang yang memiliki wewenang tinggi dengan kutipan yang mendukung isi dari rilis. Oleh karena itu, pastikan membuat kutipan dari perspektif yang unik dan mendukung pentingnya siaran pers yang akan disiarkan.

Lalu bagaimana cara menulis kutipan yang mendukung isi dari siaran pers Anda? Berikut beberapa hal yang harus Anda perhatikan:

1. Perhatikan isi kutipan – Kutipan bisa dibilang adalah bagian terpenting ketiga dari siaran pers. Itu adalah satu-satunya bagian dari rilis yang tidak dapat diubah media. Jadi, jangan sia-siakan dengan basa-basi yang hambar. Gunakan kutipan untuk mengungkapkan pendapat yang berharga, menjelaskan manfaat bagi pengguna, menambah kredibilitas klaim atau menambahkan elemen kemanusiaan.

2. Sertakan opini yang tepat – Kutipan juga merupakan satu-satunya bagian dari siaran pers di mana Anda / klien Anda dapat mengungkapkan pendapat. Isi dalam rilis juga harus faktual dan tidak memihak. Kutipan memberi Anda kesempatan untuk menjadi sedikit ‘edgy‘ atau kontroversial hal ini akan lebih disukai oleh media.

3. Jangan terlalu membahas misi, visi, dan nilai – Kutipan bukanlah tempat untuk memuji kebajikan organisasi. Pertahankan visi, nilai, dan pernyataan misi untuk komunikasi internal. Beri tahu media sesuatu yang berguna seperti apa yang sedang dilakukan, kenapa Anda melakukannya dan bagaimana ini akan menguntungkan pelanggan / pengguna.

4. Kutipan harus memberikan nilai tambah dalam siaran pers – Jangan menggunakan kutipan untuk mengulangi apa yang Anda katakan sebelumnya. Tambahkan apa yang Anda katakan. Jelaskan lebih detail. Gunakan kutipan untuk memberikan pandangan yang berbeda – lebih baik lagi, pandangan orang yang berbeda. Kutipan memberi cerita Anda elemen manusiawi. Tapi waspadalah terhadap ‘pelanggan yang puas’ dan ‘testimonial positif’. Jurnalis hanya akan berpikir: “Anda akan berkata begitu, bukan?” Kutipan pelanggan perlu berbicara tentang pengalaman dan harus nyata dan sedetail kutipan lainnya.

5. Mampu menjawab pertanyaan – Jika Anda ragu tentang kegunaan sebuah kutipan, pastikan kutipan itu menjawab pertanyaan. Jika Anda tidak bisa menjawab pertanyaan apa yang dijawab oleh kutipan tersebut, mungkin itu bukan kutipan yang bagus.

6. Hindari buzzwords – Jika Anda memang menggunakan akronim atau jargon — pastikan untuk mendefinisikannya karena tidak semua orang paham dengan maksud Anda. Kutipan dalam nada percakapan yang nyata akan berhasil dengan baik.

Kutipan terkait hubungan masyarakat harus berfungsi seperti soundbite. Mereka harus tampil sebagai orang yang tulus, hal ini penting untuk membangun hubungan pribadi dengan pembaca. Jika kutipan berasal dari seseorang yang memiliki kredibilitas, ini benar-benar berguna tetapi lebih dari itu adalah kepribadian dan bagaimana kutipan itu menunjukkan solusi yang ditawarkan untuk masalah yang paling berhubungan dengan audiens Anda.

(oleh Irianty Nur Afiah, praktisi Public Relations – IndoneisaPR.id; referensi dari berbagai sumber)