Ada kutipan terkenal dari Sir Richard Branson, seorang pengusaha sukses asal Inggris pemilik Virgin Group yang mengatakan:

Publicity is absolutely critical. A good PR story is infinitely more effective than a front page ad.”

Kutipan tersebut jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia berarti publisitas itu sangat penting. Sebuah cerita PR yang bagus jauh lebih efektif daripada iklan di halaman depan.

Alasannya adalah iklan merupakan sesuatu yang Anda bayar dan mengandung pesan nyata yang sengaja dibuat oleh si pemasang iklan untuk disampaikan kepada khalayak. Sedangkan publisitas adalah sesuatu yang berasal atau ditulis orang lain atau orang ketiga – dalam hal ini jurnalis. Jadi, publisitas memiliki nilai berita dengan kredibilitas yang lebih tinggi.

Ini lah yang disebut sebagai earned media atau publisitas secara gratis yang dibuat oleh pihak ketiga (jurnalis). Bukan Anda yang memberi tahu khalayak seberapa keren produk Anda atau seberapa bagus jasa perusahaan Anda, tetapi orang lain lah yang menceritakannya.

Coba bayangkan ketika Anda sedang membaca sebuah koran, lalu Anda melihat sebuah iklan Chatime yang mengatakan bahwa Chatime adalah bubble drink ter-enak di Jakarta. Kemudian Anda membalik halaman koran tersebut dan melihat ada sebuah artikel tentang Chatime yang berjudul “Surga untuk Pecinta Bubble Drink”, dan itu ditulis oleh orang lain yang mengatakan baru kali ini ia menemukan bubble drink dengan rasa yang luar biasa dan berbeda dari bubble drink lainnya. Mana yang akan membuat Anda tertarik untuk membeli Chatime, iklan atau artikel tersebut? Tentu saja artikelnya, karena artikel tersebut ditulis oleh orang lain, bukan dari pihak perusahaan, sehingga nilai beritanya lebih kredibel.

Ini lah yang dimaksud oleh Richard Branson. Nilai kredibilitas dari pihak ketiga itu luar biasa.

Lalu, bagaimana Anda bisa mendapatkan publisitas? Anda harus membuat informasi tentang bisnis Anda yang newsworthy atau memiliki nilai berita, dan Anda bisa bertindak sebagai ahli di industri yang Anda geluti.

Contoh, seorang hotelier bisa berbicara tentang bagaimana industri perhotelan memberikan layanan untuk wisatawan bleisure (business dan leisure) untuk membantu mereka menyeimbangkan kehidupan dengan pekerjaan (work-life balance). Seorang desainer interior dapat berbicara bagaimana cara memilih cat untuk rumah baru agar mendapatkan kesan luas. Atau pemilik kedai kopi dapat berbicara mengenai bisnis kopi di Indonesia dan bagaimana mendapatkan biji kopi terbaik dari petani lokal.

Jadi, dapat kita simpulkan bahwa ketika Anda  berbicara dan informasi yang Anda berikan ditulis kembali oleh orang ketiga – dalam hal ini adalah jurnalis, untuk disebarkan kepada khalayak ramai melalui berbagai media – baik media cetak maupun media online yang kredibel, maka otomatis informasi yang Anda berikan akan semakin kredibel di mata audiens.

(oleh Siti Aisyah, praktisi Public Relations; referensi dari berbagai sumber)