Bagi sebagian praktisi Public Relations (PR) yang baru memulai karirnya di industri ini, mungkin akan sedikit bingung dengan perbedaan istilah press release dan media pitch. Hal ini dapat dimaklumi mengingat lanskap media saat ini dan cara profesional PR berinteraksi dengan media sudah banyak berubah.
Tetapi pemahaman yang baik mengenai persamaan dan perbedaan antara press release dan media pitch dapat berguna dalam menyesuaikan strategi media Anda.
Sebelum kita membahas apa yang membedakannya, mari kita mulai dengan pengertian apa itu press release dan media pitch.
Press Release
Press release atau siaran pers adalah pengumuman tertulis dari hal-hal yang layak diberitakan seperti peluncuran produk atau acara di sebuah perusahaan atau organisasi. Biasanya, tujuannya adalah untuk mendapatkan ketertarikan dari media yang akan menyiarkan ulang dan menyebarkan pesan ke khalayak luas.
Siaran pers yang efektif tidak hanya ditulis dengan baik, tetapi juga menyediakan semua konteks dan informasi yang dibutuhkan jurnalis untuk membuat konten yang informatif dan bermanfaat bagi pembaca:
- Mengkomunikasikan pesan utama secara jelas
Inti dari informasi yang ingin Anda bagikan harus jelas dari awal, siaran pers harus memiliki unsur 5W + 1H, yaitu siapa (who), apa (what), kapan (when), dimana (where), dan mengapa (why), serta bagaimana (how).
- Buat pengumuman dalam konteks narasi
Misalnya ketika Anda meluncurkan produk baru, sertakan angka penjualan di bidang ini naik berapa tahun ini, atau sebesar apa peningkatan pangsa pasar Anda. Ini akan mempermudah jurnalis untuk mengetahui mengapa mereka harus tertarik pada informasi yang Anda bagikan.
- Sertakan tautan ke materi lain, kutipan, statistik, dan informasi kontak lengkap
Agar mereka tetap fokus pada Anda dan pesan Anda, sertakan akses ke semacam informasi latar belakang yang dapat membantu memberikan konteks dan menyebarluaskan pesan Anda kepada pembacanya.
Media Pitch
Media pitch adalah upaya menjangkau jurnalis dengan tujuan membuat mereka menggunakan siaran pers Anda sebagai dasar liputan media.
Jika siaran pers menyediakan semua detail, seperti siapa, apa, kapan, di mana, dan mengapa, media pitch hanyalah sebuah teaser yang menyediakan beberapa informasi tentang produk, layanan baru, atau hal baru apa pun yang Anda miliki di bisnis Anda.
Berikut tips untuk membuat media pitch yang efektif:
- Singkat dan langsung pada intinya
Sama seperti press release, ini dilakukan untuk kepentingan jurnalis agar tidak membuang waktu mereka dengan menyederhanakan pesan dan menjelaskan dengan cepat mengapa ini relevan bagi mereka.
- Personalisasi konten
Selain menyapa dengan nama penerima yang dituju, personalisasikan konten Anda sesuai dengan latar belakang penerimanya. Jangan mengirim pesan dengan konten yang sama ke semua kontak.
- Gunakan email untuk menjangkau penerima
Berbagai survei menegaskan bahwa jurnalis lebih memilih email sebagai saluran komunikasi untuk press release. Tentu, media sosial dapat berperan dalam keadaan tertentu tetapi semua percakapan harus dimulai melalui email.
- Beri perhatian ekstra pada subject email dan pesan.
Dengan banyaknya email yang masuk ke inbox jurnalis, Anda hanya memiliki peluang yang kecil bahwa jurnalis akan membuka pesan Anda. Menulis subject yang bagus adalah kunci untuk menarik perhatian jurnalis.
- Jangkau audiens yang ditargetkan
Seringkali jurnalis mendapatkan press release yang tidak relevan dengan bidang mereka dan biasanya itu akan langsung diabaikan. Usahakan memilih kontak jurnalis yang relevan saat Anda melakukan media pitch
Anda dapat menganggap media pitch lebih seperti cover letter atau surat lamaran, Anda ingin jurnalis mengangkat cerita Anda sehingga Anda memberikan detail yang cukup untuk menarik minat mereka.
Anda juga dapat menggunakan media pitch untuk memberi komentar mengenai berita industri atau tren baru di bidang Anda dengan memberikan beberapa alasan mengapa mereka akan memerlukan komentar dari Anda, seperti misalnya keahlian Anda di bidang tersebut. Anda juga dapat memberi mereka indikasi tentang bagaimana Anda akan menjawab pertanyaan jika diminta untuk melakukan wawancara.
(oleh Siti Aisyah, praktisi Public Relations; referensi dari berbagai sumber)