Sebagian besar profesional Public Relations (PR) memahami pentingnya foto ketika digunakan untuk memperkenalkan eksekutif perusahaan baru, penambahan staf, liputan pers, citra merek, bisnis, dan profesional klien. Namun terkadang fotografi untuk PR diabaikan dan dianggap tidak terlalu penting atau mahal, tetapi di era digital saat ini kita hidup di zaman visual di mana gambar benar-benar bernilai ribuan kata. Fotografi selalu menjadi alat komunikasi yang signifikan, penggunaan fotografi yang dinamis dapat memainkan peran besar dalam hubungan masyarakat atau kampanye pemasaran di era digital saat ini.
Foto dapat digunakan untuk menambah kejelasan dan visi untuk setiap inisiatif kampanye atau pemasaran. Foto-foto ideal juga dapat digunakan di situs web perusahaan, blog, buletin email, materi pemasaran dan konten untuk media sosial. Dalam hal ini lebih baik menggunkan fotografer profesional yang terampil yang memahami perspektif, hasil dan tujuan yang diinginkan. Seorang fotografer yang terlatih dengan baik memiliki peralatan yang tepat untuk mengabadikan momen secara akurat dan menambah kedalaman dan nilai presentasi.
Fotografi adalah elemen penting untuk kegiatan PR tetapi dalam pelaksanaannya tentu perlu mengalokasikan anggaran untuk fotografi. Pastikan Anda memberikan penjelasan singkat dan terlibat langsung dalam pengerjaannya. Berikut hal-hal yang harus diperjelas sebelum bertemu dengan fotografer:
1. Bagaimana Sebuah Cerita Bisa Diceritakan Dengan Gambar
Perhatikan elemen-elemen penting yang harus menjadi fokus pada gambar. Pembaca harus terpukau dengan hasil gambar. Harus diingat bahwa sebagian besar persepsi kita adalah visual.
2. Efek yang Bisa Didapat
Gambar bukan hanya salinan dari beberapa orang atau peristiwa. Mereka adalah representasi artistik dari orang atau peristiwa itu. Di tangan seorang fotografer yang cakap dan terlatih, subjek yang sama dapat dikemukakan dengan cara yang sangat berbeda dan menciptakan suasana hati yang berbeda ketika melihat gambar.
3. Jenis Gambar yang Diinginkan Editor
Berikan gambar yang sesuai dengan kebijakan editorial untuk dipertimbangkan. Pastikan mereka cocok dengan kebutuhan produksi media untuk dicetak.
4. Cara Bekerja dengan Fotografer
Seorang pratiksi PR harus mengambil peran aktif, pertama dalam pengarahan, dan kemudian selama pemotretan itu sendiri.
Hal Yang Harus dan Tidak Harus Lakukan
1. Tuliskan uraian dengan terperinci. Ini harus berisi lokasi, kondisi lapangan yang diharapkan, kontak dengan siapa fotografer perlu berkoordinasi, daftar terperinci dari hasil gambar yang diperlukan, serta jenis media fotografi untuk digunakan.
2. Pengaturan waktu. Pastikan fotografer yang Anda pilih mendapatkan brief dalam waktu yang tepat. Mereka mungkin ingin mengunjungi lokasi sebelum hari pengambilan gambar untuk menilai sendiri kondisi lokasi.
3. Anjurkan semua pihak untuk bersiap. Terutama di lokasi di mana fotografi akan berlangsung. Pastikan staf yang terlibat berkordinasi dengan baik.
4. Periksa masalah keamanan. Jika ada karyawan yang muncul dalam gambar, maka pastikan mereka mengenakan dan / atau menggunakan peralatan dan prosedur keselamatan wajib. Ingat juga, bahwa fotografer juga membutuhkan izin keselamatan, pakaian, dan peralatan yang sesuai.
5. Selalu gunakan produk baru jika Anda bisa. Untuk fotografi meja produk-produk kecil, pastikan setiap produk dalam kondisi sempurna, tas dan label untuk fotografer.
6. Tersedia pada hari pemotretan. Fotografer mungkin memerlukan otorisasi cepat Anda untuk mendapatkan kerja sama penuh dari anggota staf lain atau mendapatkan akses ke area yang lebih private.
7. Jangan meminta fotografer arsitektur untuk mengambil potret makanan. Tidak ada aturan yang konkrit dalam hal ini tetapi sebagian besar fotografer memiliki spesialisasi mereka – makanan, mode, bangunan, orang, situs, komponen kecil dan sebagainya.
8. Jangan berharap staf mengambil foto profesional. Sebagian besar dari kita dapat mengendarai mobil tetapi kita tidak pernah bisa menjadi pembalap. Kamera digital modern membantu pemula untuk mengambil gambar yang lebih baik – tetapi bukan gambar profesional.
9. Jangan mengharapkan kondisi yang sempurna. Jika Anda bisa fleksibel dalam menentukan waktu, berikan kesempatan kepada fotografer untuk berkonsultasi dengan prakiraan cuaca untuk kondisi terbaik yang memungkinkan.
10. Jangan marah jika seorang fotografer memberi tahu Anda bahwa ia tidak dapat mengambil gambar. Meskipun matahari bersinar dan semua kondisinya terlihat sempurna, biasanya ada saja gangguan yang dapat terjadi. Seorang profesional menggunakan tripod berat dan kecepatan rana lambat untuk mendapatkan gambar yang tajam – goyangan angin bisa menjadi gangguan.
11. Jangan menganggap pihak ketiga akan bekerja sama. Jika Anda memerlukan izin mereka untuk situs atau bentuk akses lain untuk fotografer, tanyakan dan dapatkan secara tertulis. Berikan salinan kepada fotografer, sehingga mereka dapat menunjukkannya di tempat.
Fotografi benar-benar dapat membantu membawa bisnis Anda ke level berikutnya, tetapi Anda tidak perlu berinvestasi dalam setiap gambar. Media sosial yang mengharuskan Anda memposting dengan rutin membuat Anda harus memiliki foto-foto profesional tetapi hal ini dapat dilakukan menggunakan kamera smartphone Anda, asalkan Anda sudah memikirkan tentang konsep dan gambar yang baik dan periksa selalu hasil foto setelah diambil.
(oleh Irianty Nur Afiah, praktisi Public Relations – IndoneisaPR.id; referensi dari berbagai sumber)