Ketika banyak kegiatan Public Relations (PR) yang sedang berlangsung seperti misalnya peluncuran produk baru, kampanye influencer, hingga penunjukan brand ambassador, ini adalah waktu di mana profesional PR akan memiliki banyak peluang dalam mendapatkan liputan media atau memicu percakapan di media sosial. Namun, ketika tidak banyak kegiatan yang dilakukan, itu akan menjadi tantangan sendiri untuk professional PR.

Ketika sedang tidak banyak yang dilakukan, mendapatkan liputan dari media tampaknya hampir mustahil. Namun, hanya duduk bersantai juga bukan pilihan yang baik. Oleh karena itu, peran kami membutuhkan pemikiran proaktif dan taktik promosi yang akan menceritakan kisah klien kami dan memicu percakapan ketika tidak ada kampanye PR yang sedang dijalankan.

Berikut adalah tiga cara Anda dapat melakukan pendekatan proaktif terhadap PR untuk menjaga agar brand klien Anda tetap terlihat dan didengar:

  1. Buat Kalender PR

Strategi klasik terbukti sangat berhasil, itulah mengapa membuat kalender editorial adalah langkah pertama menuju pendekatan proaktif. Menampung semua rilis produk, acara, dan program-program klien Anda yang akan datang, serta peluang apapun untuk menceritakan kisah mereka akan memungkinkan Anda untuk merencanakan secara strategis setiap akivitas PR telebih dahulu.

Buat rencana lebih jauh dengan memasukkan hari libur atau acara musiman ke kalender Anda yang selaras dengan setiap klien dan pesan-pesannya. Misalnya, memanfaatkan hari libur nasional atau acara musiman sepeti Fashion Week di antara berita yang ingin dibagikan dapat membantu mengumpulkan liputan media sambil memberi klien kesempatan untuk berbagi pesan perusahaan yang akan datang.

  1. Mencari Inspirasi Melalui Trending Topic

Seringkali kita terlalu terjebak atau nyaman dengan strategi yang sedang dilakukan sehingga kita lupa untuk melihat gambaran yang lebih besar. Alih-alih hanya berfokus pada klien Anda dan target audiensnya, cobalah secara konsisten mencari tahu apa yang sedang dibicarakan orang di seluruh dunia untuk membantu memantau tren apa pun yang mungkin menghadirkan peluang.

Trendspotting telah menjadi komponen utama dari perangkat PR, karena tren mengungkapkan minat dan tujuan orang pada saat tertentu. Kunci untuk memanfaatkan tren adalah ikut serta saat percakapan baru saja dimulai. Jika Anda menunggu terlalu lama, maka brand Anda bisa tertinggal.

Di mana Anda bisa melihat tren? Dengan lebih dari 3 miliar orang menggunakan media sosial, tempat terbaik untuk memulai adalah menelusuri feed media sosial Anda. Baik itu Facebook, Instagram, Twitter atau Pinterest, tren terpampang di setiap jejaring sosial dan mendapatkan daya tarik secara eksponensial dengan bantuan influencer dan brand.

Setelah Anda melihat tren yang sedang naik daun, tulis artikel seputar tren tersebut atau manfaatkan tweet viral tersebut untuk memasukkan klien Anda ke dalam percakapan.

  1. Daur Ulang dan Manfaatkan Kembali Pitch Lama yang Berhasil

Mengantisipasi tren masa depan adalah pendekatan PR proaktif yang efektif, tetapi cara bagus lainnya untuk menciptakan peluang media ketika tidak banyak yang sedang dilakukan adalah dengan melihat kembali liputan dari tahun sebelumnya. Industri media bersifat habitual, artinya banyak outlet media mengikuti kalender yang mirip setiap tahun atau meliput topik serupa di waktu yang sama. Kumpulkan liputan itu dan sesuaikan dengan memberi sentuhan masa depan pada topik yang akan memberi klien Anda keunggulan kompetitif pada topik musiman.

Selain itu, ada banyak peluang untuk menggunakan kembali konten PR. Setelah menghabiskan banyak waktu membuat promosi, blog, rilis, dan studi kasus, jangan biarkan konten Anda terabaikan. Ubah statistik yang digunakan dalam pitch menjadi infografis yang menyenangkan, atau hidupkan kembali studi kasus lama dengan mengubah formatnya menjadi gaya Tanya Jawab. Anda akan terkejut dengan minat yang bisa Anda dapatkan hanya dengan memberikan konten Anda tampilan yang segar dan baru.

(Oleh Siti Aisyah, praktisi Public Relations; referensi dari berbagai sumber)