Pernahkah Anda membaca majalah atau artikel online dan berpikir, “Saya dapat menulis artikel seperti ini,” tetapi segera menyadari bahwa Anda bukan seorang reporter dan mungkin tidak akan pernah menjadi reporter?

Tapi tenang saja, Anda tidak harus menjadi reporter untuk menerbitkan sebuah artikel. Ada banyak kesempatan bagi Anda untuk bisa menerbitkan sebuah artikel di media dan melihat nama Anda tercetak tebal di sana. Inilah yang disebut byline.

Byline adalah konten di media yang menampilkan nama penulisnya. Byline ditampilkan di awal konten, atau di akhir sebagai signature. Memiliki daftar byline yang ditulis oleh seorang profesional adalah taktik yang sangat baik untuk strategi Public Relations (PR).

Byline merupakan salah satu alat paling efektif untuk membangun kredibilitas dengan target audiens karena menampilkan Anda sebagai thought leader di bidang yang Anda geluti. Byline dapat menarik perhatian terhadap status dan kekuatan perusahaan Anda dan membantu membedakannya dari para kompetitor.

Artikel byline juga berguna untuk menarik perhatian terhadap isu-isu penting bagi perusahaan Anda. Misalnya, perusahaan yang menawarkan mainan anak yang edukatif dapat menulis tentang bahaya gadget untuk perkembangan sosial anak.

Istilah “byline” menunjukkan kepada pembaca artikel siapa penulis di baliknya. Tidak perlu bekerja di media untuk dapat menulis artikel byline atau bahkan bekontribusi untuk media itu. Hal ini karena media atau publikasi selalu mencari konten baru yang segar yang akan menarik bagi audiensnya.

Agar artikel byline menarik bagi audiens target, ada beberapa checklist sebelum ditulis dan kemudian diterbitkan.

  • Buat Artikel Byline yang Relevan

Untuk strategi PR menggunakan artikel byline, penting bagi artikel tersebut untuk membahas opini isu-isu yang relevan. Dengan cara ini, byline akan menawarkan konten yang relevan kepada audiens dan meningkatkan citra dan kesadaran public.

Selain itu, saat menulis artikel, penting untuk tidak memihak dan menghindari mempromosikan brand secara terbuka, karena editor jarang ingin mempublikasikan promosi penjualan. Lebih baik menulis tentang keahlian atau pengalaman, daripada produk atau layanan.

  • Menerbitkan Byline

Setelah menulis artikel, langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi media atau publikasi yang relevan yang dapat menerbitkan artikel tersebut. Penting untuk mencari publikasi yang relevan dengan topik yang dibahas di byline, karena memasukan artikel tentang koktail beralkohol yang menggugah selera dengan outlet media yang fokus pada gaya hidup sehat bukanlah ide yang bagus.

Setelah mengidentifikasi semua peluang, hubungi editor untuk mengonfirmasi kebijakan atau ketentuan apa pun terkait karya tersebut. Edit artikel sesuai kebijakan  dan ketentuan media tersebut kemudian kirimkan ke media yang dituju.

  • Mempromosikan Byline

Kebanyakan setelah artikel diterbitkan, maka artikel itu menjadi materi berhak cipta untuk publikasi atau media yang menerbitkannya, itulah mengapa penting untuk mengikuti aturan hak cipta mereka. Namun, selalu ada kemungkinan untuk membeli cetakan ulang, yang dapat digunakan sebagai bagian dari press kit, dipakai di pameran dagang, atau bahkan dalam surat pelanggan. Selain itu, beberapa publikasi bahkan mungkin menawarkan versi elektronik artikel tersebut untuk posting online.

Membuat dan membagikan artikel byline sering kali merupakan salah satu elemen kunci dari kampanye PR yang sukses untuk banyak perusahaan. Jenis artikel ini adalah cara yang bagus bagi audiens yang ditargetkan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang sudut pandang perusahaan mengenai topik tertentu.

Saat audiens membaca sesuatu yang ditulis oleh seseorang yang memiliki posisi kepemimpinan untuk sebuah brand, mereka akan melihat mereka sebagai pakar di bidangnya. Artikel dapat berisi banyak detail tentang topik yang sedang dibahas, termasuk statistik atau data pihak ketiga, yang kemudian dapat digunakan dan dikembangkan lebih lanjut menjadi jenis konten lain.

Publik akan lebih mempercayai perusahaan itu dan akan membagikannya dari mulut ke mulut, yang pada gilirannya akan meningkatkan brand awareness. Artikel byline juga berarti ada lebih banyak konten untuk dipromosikan di profil media sosial perusahaan, dan itu merupakan bonus.

(Oleh Siti Aisyah, praktisi Public Relations; referensi dari berbagai sumber)