Mengenali tren dan familiar dengan platform media sosial merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi pratiksi Public Relations (PR). Dalam hal ini saluran sosial baru dan kreatif harus menjadi elemen kunci untuk dipertimbangkan dalam setiap rencana PR karena dapat mendukung untuk menjalankan campaign, branding, dan marketing dengan cara yang kreatif dan tentunya terupdate. Salah satunya memanfaatkan platform media sosial yang semakin booming yaitu TikTok. Platform ini sebelumnya identik dengan platform ‘menari’, saat ini menjadi platform yang potensial untuk bisnis.
Kepopuleran TikTok dapat mendukung sebuah brand untuk mendapatkan brand awareness. Meskipun pertumbuhan TikTok di Indonesia saat ini sangat pesat, aplikasi ini mungkin tidak cocok untuk semua orang. Data statistik yang dipaparkan tahun lalu, pengguna TikTok di Indonesia didominasi oleh para remaja dengan rentang usia 14-24 tahun. Sementara dari segi wilayah, pengguna TikTok di Indonesia berasal dari kota-kota besar. Jika audiens brand atau klien Anda direntang usia tersebut, TikTok mampu menjadi sarana yang patut dipertimbangkan untuk Anda gunakan.
Salah satu aspek yang paling menarik dari TikTok, terutama bagi pengguna yang lebih muda adalah bahwa setiap orang adalah creator. Kreativitas merupakan hal yang terpenting dalam platform ini. Video berkisar dari bernyanyi dan menari, hingga komedi, video reaksi, dan tantangan. Di sisi lain, pengguna dapat menemukan konten yang lebih serius, dengan video yang berfokus pada topik seperti politik, perubahan iklim, dan masih banyak lagi.
Hal ini bergantung pada rekomendasi pribadi pengguna, TikTok memutar video secara instan saat aplikasi dibuka, dan langsung menarik pemirsa. Ini merupakan fitur paling sentral dari TikTok – algoritme berbasis AI-nya yang menampilkan video berdasarkan preferensi pengguna. Fitur yang sama ini membantu menjamin bahwa video merek akan menjangkau target audiensnya.
Berkomunikasi dengan audiens Anda adalah sesuatu yang harus dieksplorasi dan dicoba sebelum membuat keputusan, tetapi umumnya saluran sosial kreatif apa pun adalah alat yang baik ketika Anda mencoba berkreasi dengan PR Anda. Pada tahun lalu, TikTok memperkenalkan self-serve advertising platforms untuk pengiklan dan profesional. Berikut beberapa platform periklanan paling populer yang digunakan.
Branded Hashtags – Hal ini merupakan pendekatan paling populer yang dilakukan brand di TikTok. Beberapa perusahaan besar telah menjalankan kampanye dengan ini. Ketika perusahaan-perusahaan membuat kampanye, mereka mendorong pengguna untuk membuat video yang berkisar pada tagar tertentu, yang sering kali memiliki lagu atau rangkaian gerakan tarian tertentu.
Iklan Video – Ada tiga cara populer yang digunakan para ahli untuk memasukkan iklan ke dalam video mereka.
Brand Takeover – Saat seseorang membuka TikTok, iklan brand takeover ad akan muncul. Iklan ini biasanya berdurasi 3-5 detik dan berupa video, GIF, gambar, dan tautan ke laman landas eksternal atau internal. Aplikasi ini hanya memberikan satu pengiklan per hari untuk menggunakan format ini, tetapi menjamin 5 juta tayangan.
In-feed Video – Iklan ini berdurasi sekitar 5-15 detik dan pada dasarnya hanya video TikTok yang telah dipromosikan. Pengguna dapat berinteraksi dengan iklan ini dan mengklik profil seperti halnya dengan konten organik. Anda bisa mendapatkan akses ke iklan ini melalui auction model atau model lelang.
Top-view Video – Ini seperti perpaduan antara iklan brand takeover dan dalam feed. Mereka mulai dengan brand takeover dan transisi ke in-feed video yang berdurasi sekitar 15 detik secara total.
Branded Lenses – Memiliki kemampuan untuk bermitra dengan TikTok untuk membuat lensa 2D dan 3D bagi pengguna untuk “try on ” dan share. Ini juga memberi perusahaan kemampuan untuk mendarat di bagian Trending pada tab Discover selama 10 hari. Ini merupakan pilihan yang bagus karena sekitar 64% pengguna TikTok telah mencoba filter dan lensa wajah.
Bermitra dengan Influencer – Ketika Anda memikirkan tantangan hashtag yang disebutkan sebelumnya, banyak brand telah mulai bekerja sama dengan influencer TikTok untuk mempromosikan hashtag mereka atau untuk mempromosikan produk.
(oleh Irianty, praktisi Public Relations – referensi dari berbagai sumber)