Penyebaran virus COVID-19 atau yang lebih dikenal dengan sebutan virus corona sangat masif di seluruh dunia, hal ini memaksa berbagai acara pameran, konser, hingga peluncuran produk terpaksa ditunda atau bahkan dibatalkan. Ada beberapa penyelenggara acara yang memilih untuk mengubah rencananya. Tentu ini menjadi tantangan bagi tim Public Relations acara-acara tersebut untuk mengubah strategi mereka agar tetap mendapatkan publikasi dan awareness dari masyarakat dengan cara lain yang tetap efektif. Lalu apa yang bisa kita lakukan sebagai PR?

Sebelum virus corona menyebar ke sebagian besar negara di dunia, biasanya perusahaan-perusahaan besar, misalnya perusahaan otomotif dan smatphone, meluncurkan produk-produknya di ajang pameran berskala internasional. Tim PR perusahaan tersebut akan mengundang wartawan dan influencer dari berbagai negara untuk meliput acara peluncuran produk tersebut sekaligus untuk mencoba secara langsung produk yang sedang diluncurkan. Namun, hal ini tidak bisa dilakukan saat ini mengingat kita harus mengurangi jumlah kerumunan massa di dalam sebuah ruangan untuk mencegah penyebaran virus.

Beberapa perusahaan besar seperti Daihatsu, Toyota, Huawei, Realme, dan Xiaomi baru-baru ini meluncurkan produk seri terbarunya melalui live streaming. Hal ini harus dilakukan karena biasanya perusahaan-perusahaan tersebut sudah memiliki jadwal ketat untuk peluncuran produk-produk lainnya yang sudah direncanakan. Ini menjadi contoh nyata bahwa acara peluncuran produk pun tetap dapat dilakukan di tengah situasi yang tidak menentu ini.

Oleh karena itu, salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk meluncurkan produknya adalah melalui fitur live streaming melalui kanal YouTube, Facebook dan aplikasi sosial media lainnya yang memiliki fitur tersebut. Cara ini telah dilakukan beberapa perusahaan terutama untuk produk-produk berskala internasional dan terbukti cara ini dapat diterima dengan baik oleh audiens.

Cara ini pun memberikan beberapa keuntungan bagi penyelenggara acara. Pertama, penyelenggara acara dapat mengundang dan meraih lebih banyak audiens karena live streaming dapat diakses oleh jutaan orang di berbagai belahan dunia secara tak terbatas sehingga akan ada lebih banyak orang yang menyaksikan peluncuran produk tersebut dengan hanya bermodalkan sebuah smartphone dan akses internet.

Kedua, menghemat biaya yang dikeluarkan oleh penyelenggara acara untuk biaya transportasi dan akomodasi ketika mengundang media atau influencer. Dengan melalui cara live streaming, biaya untuk hal tersebut dapat diminimalkan atau bahkan dihilangkan.

Ketiga, penyelenggara acara bisa mendapatkan feedback secara jujur tentang produknya dengan cara mengirimkan sample produk ke media atau influencer. Mereka bisa memberikan review mendalam tentang produk tersebut karena bisa mengekplorasi produknya secara maksimal. Hal ini tidak dapat dilakukan dalam peluncuran produk pada umumnya (cara tradisional) karena waktu yang terbatas dan harus bergantian dengan undangan lainnya.

Dengan demikian, tim PR harus mampu mengikuti perkembangan teknologi agar dapat menemukan ide dan strategi lain saat menghadapi situasi yang di luar rencana, dalam hal ini dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi di era modern ini.

Selain kelebihan-kelebihan tersebut, tentu saja ada juga kekurangan dari live streaming yang akan menjadi tantangan bagi penyelenggara acara atau tim PR-nya. Pertama, memerlukan koneksi internet yang memadai karena pastinya audiens tidak ingin menyaksikan tontonan yang tersendat-sendat akibat koneksi internet yang buruk. Kedua, durasi acara yang panjang akan membuat audiens harus rela menghabiskan kuota internet mereka. Ketiga, jam siaran yang berbeda-beda di tiap negara sehingga audiens harus menyesuaikan waktu mereka.

Durasi yang dipersingkat serta tetap mendistribusikan siaran pers akan menjadi pendukung untuk kesuksesan peluncuran produk melalui live streaming. Siaran pers masih menjadi strategi yang efektif untuk menyebarkan informasi kepada publik, dan dapat didistribusikan secara mudah melalui e-mail.

(Siti Aisyah)