Media sosial sudah menjadi bagian penting di kehidupan kita sehari-hari saat ini. Penggunaan media sosial juga bukan hanya untuk urusan pribadi saja, pelaku bisnis dan hampir seluruh aspek pelaku industri memanfaatkan kegunaan media sosial saat ini, termasuk para praktisi Public Relations (PR). Sebagai PR profesional, kita sudah mengetahui penggunaan media sosial merupakan hal yang sudah wajib digunakan dan melihat platform ini sebagai satu kesatuan sendiri. Tapi kita juga sering lupa media sosial menawarkan lebih dari sekedar ‘cyber existence’. Kita juga harus bisa melihat dengan menggunakan platform ini dengan baik, dan mendapatkan manfaat-manfaat lain yang ditawarkan sehingga bisa mendukung strategi dan kegiatan PR.

Berikut merupakan 5 cara pemanfaatan media sosial sebagai PR tool yang esensial:

  1. Mengamati trend terbaru dan peluang

Media sosial merupakan platform dimana penggunanya berpendapat dan melampiaskan kreatifitas mereka. Mereka yang berbagi pendapat, pemikiran merupakan berbagai macam pengguna. Ini membuat media sosial menjadi platform yang baik untuk menemukan peluang baru dan juga cara yang baik untuk berinteraksi dengan publik (audience).

Dari trend dan peluang-peluang yang sedang trending di media sosial, hal ini dapat membantu PR dalam mengembangkan konten-konten yang nantinya akan disebarkan ke media. Karena konten tersebut lebih relevan dan memiliki nilai berita sehingga memiliki kesempatan lebih besar untuk dimuat.

  1. Untuk mengumumkan dan berbagi informasi penting

Setelah mengamati cara kerja media sosial, platform ini memungkinkan pertukaran informasi dengan sangat cepat. Dalam hal ini twitter bisa menjadi contoh yang baik sebagai media sosial yang bisa digunakan untuk mengumumkan informasi penting, dan ini merupakan salah satu dari kelebihan dari penggunaan media sosial.

Dengan mencantumkan gambar atau video singkat pendukung (dengan kualitas yang baik) serta menambahkan link untuk informasi tambahan, maka informasi ini dapat dibagikan diberbagai platform sosial media dan tentu dengan waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan media tradisional.

  1. Untuk mengamati kompetitor

Dengan menggunakan listening tools media sosial, ini memberi kemudahan bagi PR untuk memahami perkembangan topic-topik di publik bahkan sebelum menjadi trending topic. Penggunaan tools ini membantu PR mengetahui dan memahami apa yang sedang dibicarakan oleh publik. Ini juga bisa membantu kita untuk mengamati apa saja yang dilakukan oleh kompetitor dengan adanya pembicaraan yang ada di publik tersebut. Ini diharapkan dapat membantu PR untuk berpikir lebih kreatif dalam mengembangakan konten-konten, sehingga dapat menampilkan ide konten yang berbeda dengan kompetitor.

  1. Mencari Influencer

Influencer dan media sosial memang tidak bisa dipisahkan, karena dua hal ini sangat berkaitan erat. Influencer menawarkan kemudahan untuk berkomunikasi (untuk memberikan awareness dan promosi) secara langsung kepada followernya. Bisa diibaratkan influencer menjadi tangan sambungan dari sebuah brand untuk ‘mencapai’ publik, dan biasanya publik cenderung percaya kepada apa menjadi pendapat influencer (karena mereka menganggap influencer lebih ‘relatable’). Dengan menggunakan influencer, PR bisa memanfaatkan ini bukan hanya untuk mempromosikan tapi juga membangun reputasi dari brand tersebut. Selain itu hubungan brand dan influencer ini bisa membantu mendukung kegiatan PR mereka.

Dengan menggunakan media sosial seorang praktisi PR bisa mencari influencer yang sesuai dengan brand mereka. Selain itu kita juga bisa melihat bagaimana influencer tersebut berkomunikasi langsung dengan followernya serta bagaimana interaksi influencer dengan followernya. Biasanya influencer sendiri sudah memiliki follower yang segmented sehingga targetnya sudah lebih jelas.

  1. Memberikan reaksi terhadap publisitas negatif

Menggunakan media sosial memudahkan penggunanya untuk mengekspresikan dan menyuarakan pendapatnya. Melalui media sosial juga publik bisa mencari ulasan dan keluhan bersama dengan tanggapan mereka terhadap suatu brand. Ini tentu membawa dua sisi, jika seseorang puas dengan sesuatu, mereka bisa memberikan testimoni positif di sosial media. Tapi biasanya orang akan cenderung menyuarakan pendapatnya jika tidak puas dengan sesuatu, ini juga akan memberikan publisitas negatif.

Bukan hanya itu media sosial juga menawarkan PR saluran langsung kepada publik. Jadi ketika ada publisitas negatif, PR bisa langsung menggunakan akun sosial media brand tersebut untuk mengevaluasi, menilai langsung dan memberikan respond yang sesuai.

(oleh Fitri Frisdianti, praktisi Public Relations; referensi dari berbagai sumber)