Persuasi merupakan keahlian yang sangat penting dalam berkomunikasi. Terutama dalam dunia Public Relations (PR). Para praktisi PR dituntut untuk menguasai skill ini. Sebelum membahas tentang tips dan kekuatan dari persuasi, kita pahami dulu pengertian persuasi.
Persuasi adalah sebuah bentuk komunikasi yang digunakan untuk mengajak, membujuk, atau menyuruh. Dengan kata lain, bentuk tuturan atau karangan yang digunakan untuk mengajak atau memengaruhi orang lain inilah yang disebut persuasi. Melalui persuasi ini, seseorang mencoba untuk mempengaruhi kepercayaan dan harapan orang lain.
Salah satu tugas praktisi PR adalah memberikan informasi kepada publik, oleh karena itu keahlian persuasi menjadi syarat yang diperlukan oleh seorang PR. Tugas lainnya adalah menciptakan kesan yang baik, membangun sebuah hubungan yang baik, serta mengelola komunikasi krisis. Dengan menggunakan keahlian persuasi yang baik maka tugas tersebut bisa dilaksanakan dengan baik.
Memang dalam beberapa kasus, segelintir orang memiliki bakat persuasi yang sudah dimiliki secara alami, tapi bukan berarti keahlian ini tidak bisa dipelajari dan dikuasai oleh semua orang. Selama kita mau mempelajari dan mempraktekannya, maka keahlian ini bisa kita kuasai. Mempelajari keahlian ini juga melalui proses trial and error.
Salah satu buku yang bisa kita baca untuk mempelajari skill ini adalah Influence: The Psychology of Persuasion, yang ditulis oleh Robert Cialdini, seorang mantan Profesor Marketing. Dalam bukunya ia mengidentifikasikan beberapa prinsip-prinsip yang merupakan bagian integral dari proses persuasi.
Berikut merupakan beberapa prinsip dasar yang bisa diimplementasikan ke dalam kegiatan PR:
- Kegemaran atau kesukaan
Dalam bukunya, Caildini menyatakan cara mudah untuk mempengaruhi seseorang adalah ‘memenangkan teman’. Bagaimana caranya? Sebelum itu kita harus perhatikan tiga faktor ini yaitu; adanya kesamaan, memberi pujian, dan mendapat pilihan untuk bekerjasama guna mencapai tujuan yang sama.
InI bisa kita terapkan pada siapa saja, baik klien, calon klien, maupun rekan media. Dimulai dengan menjalin hubungan baik, jangan lupa untuk mencari tahu kegemaran serta minat mereka, dilanjutkan dengan mencari tahu pengalaman serta tujuan mereka. Kemudian dilanjutkan dengan pujian. Pujian disini bertujuan untuk menunjukkan minat kita serta kepedulian kita terhadap orang lain. Tapi perlu diingat untuk memastikan memberi pujian yang tulus, tidak terkesan seperti dibuat- buat.
- Timbal balik
Caildini mengatakan , ”Give what you want to receive. Whether it’s a sense of trust, a spirit of cooperation or a pleasant demeanor, leader should model the behavior they want to see from others.” yang berarti “berikan apa yang Anda ingin terima, baik itu kepercayaan, semangat, ataupun sikap baik, seorang pemimpin harus memberikan contoh yang mereka ingin lihat dari orang lain.”
Dari quote tersebut, manusia memiliki kecenderungan untuk membalas atau balas budi. Kita sering kali merasa tidak enak atau segan jika harus berhutang budi kepada orang lain. Dari prinsip dasar ini, kita bisa membangun niat baik dan kepercayaan, yang merupakan hal penting dalam pengembangan hubungan bisnis yang kuat. Dalam PR sendiri prinsip timbal balik ini bisa dilihat dari word of mouth, bantuan liputan, re-sharing konten dengan orang lain, dan membangun jaringan.
- Bukti Sosial
Dalam bukunya Caildini menyatakan manfaatkan kekuatan dari peer power setiap kali tersedia. Manusia sebagai makhluk yang sangat bergantung dengan orang-orang sekitarnya untuk berpikir, merasa, serta bertindak. Dalam PR, prinsip dasar ini merupakan hal konstan. Sebagai manusia, kita terus menilai, membandingkan pentingnya pengalaman, pencapaian, publikasi dan koneksi profesional. Jadi jika ingin memotivasi seseorang, tunjukkan apa yang telah dilakukan orang lain dan bagaimana cara mendapat manfaatnya.
- Kelangkaan
Jika sesuatu semakin sulit untuk diperoleh, maka semakin banyak orang yang ingin mendapatkan nya, dan secara otomatis hal tersebut semakin berharga. Kelangkaan dan eksklusivitas efektif dalam membujuk orang untuk membeli, mengunduh, atau berpartisipasi, karena takut kalah. Kita menggunakan Prinsip Kelangkaan untuk menghasilkan rasa urgensi untuk mengambil tindakan. Dalam PR ini bisa kita terapkan pada saat kita ingin melakukan pitching story. Hubungi jurnalis yang memiliki ketertarikan dengan topik dari story pitch Anda sebelum Anda memberikan cerita tersebut kepada yang lainnya, kemudian berikan waktu terbatas. Jika cerita Anda memang sesuai dengan minat mereka dan Anda memiliki target yang sama, maka mereka akan meminta informasi lebih lanjut dan Anda bisa memberikan narasumber yang lebih terpercaya sesuai dengan kebutuhan mereka.
Ini merupakan beberapa prinsip dasar yang merupakan bagian integral dari proses persuasi yang tentunya bisa kita implementasikan kedalam berbagai kegiatan PR Anda. Semoga beberapa hal tersebut bisa bermanfaat dalam kegiatan PR Anda.
(oleh Fitri Frisdianti, praktisi Public Relations; referensi dari berbagai sumber)