Selama menjadi praktisi Public Relations (PR), pastinya saya pernah membuat kesalahan-kesalahan, terutama ketika sedang berhadapan dengan  rekan media. Namun, dari kesalahan-kesalahan ini, justru saya mendapatkan banyak pelajaran yang sangat bermanfaat di kemudian hari.

Tentu akan lebih mudah apabila kita mengetahui hal apa saja yang perlu dihindari dan tips agar tidak melakukan kesalahan sehingga pekerjaan akan terasa lebih mudah untuk dilakukan.

Berdasarkan pengalaman saya, saya akan coba membuat daftar beberapa hal yang sebaiknya tidak dilakukan oleh seorang praktisi Public Relations.

  • Selalu berpikir bahwa wartawan akan mempublikasikan berita Anda

Saya pernah mengundang wartawan untuk melakukan perjalanan dengan kapal pesiar dengan tujuan agar wartawan tersebut menceritakan kembali pengalamannya lewat media yang ia wakili, namun ternyata wartawan tersebut sama sekali tidak menulis dan mempublikasikannya meskipun saya sudah follow-up berkali-kali.

Oleh karena itu, meskipun Anda merasa bahwa produk yang Anda promosikan sangat inovatif, ide-ide yang Anda sampaikan sangat cemerlang, atau informasi yang Anda bagikan sangat menarik dan akan bermanfaat untuk orang banyak, tidak ada yang bisa menjamin bahwa wartawan akan menulis tentang hal itu, kecuali Anda membeli iklan.

  • Membombardir wartawan dengan email atau pesan WhatsApp

Saya pernah memiliki pengalaman buruk ketika ada seorang wartawan yang memblokir nomor telepon saya padahal saya merasa hubungan kami baik-baik saja. Setelah saya pikir-pikir, ternyata saya terlalu sering mengirim pesan WhatsApp ke wartawan tersebut untuk follow-up.

Oleh karena itu, setelah menghubungi wartawan baik lewat email atau pesan teks, sebaiknya tunggu beberapa hari untuk melakukan follow-up. Dengan adanya aplikasi pesan instan seperti WhatsApp, sebenarnya sudah menjadi hal yang umum untuk melakukan follow-up lewat aplikasi ini, namun jika memang harus melakukan panggilan telepon, tanyakan terlebih dahulu apakah ia bersedia dihubungi atau tidak.

  • Menghubungi wartawan tanpa mengetahui latar belakangnya

Wartawan menerima banyak email setiap hari, maka akan lebih mudah jika wartawan menerima informasi atau siaran pers yang memang sesuai dengan bidangnya. Tips dari saya, ketika Anda tidak yakin harus mengirim ke siapa, Anda bisa menanyakan terlebih dahulu ke wartawan yang sudah Anda kenal, siapa tahu ia mengenal wartawan lain yang memang menulis sesuai dengan tema cerita yang ingin Anda bagikan.

  • Menganggap penolakan dari wartawan menjadi masalah pribadi

Selama saya bekerja sebagai PR, tak terhitung sudah berapa kali saya mendapatkan penolakan dari wartawan. Mendapatkan liputan dari media bukan lah suatu hal yang mudah dan mungkin bisa menurunkan semangat dalam bekerja. Namun, saya menjadikan ini sebagai pengalaman dan pelajaran. Saya percaya, kerja keras akan selalu memberikan hasil yang baik. Dengan terus menjaga hubungan yang kuat dengan media, maka akan memberikan kesempatan yang lebih besar untuk mendapatkan liputan media.

Bagi saya, menjadi seorang praktisi PR bukan hal yang mudah, namun juga tidak sulit dilakukan jika kita terus belajar dari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan. Karena dunia PR akan terus berkembang, maka akan banyak sekali ke depannya hal-hal yang perlu dipelajari agar komunikasi dan hubungan antara praktisi PR dengan media berjalan dengan mulus.

(oleh Siti Aisyah, praktisi Public Relations)