Seperti yang kita ketahui, dengan adanya pandemi pergerakan dan aktivitas kita dibatasi. Harus memenuhi protokol kesehatan dan juga melakukan social distancing, merupakan hal yang sudah menjadi rutinitas yang harus kita terapkan saat ini. Hal ini juga membawa beberapa perubahan di dalam kehidupan kita, tapi demi keselamatan kita semua kita harus mematuhi segala protokol dan aturan yang ada. Salah satu perubahan yang bisa kita rasakan adalah hiburan. Untuk kita yang mempunyai hobi menonton film, sekarang Anda mungkin tidak bisa ke bioskop. Namun Anda tetap bisa menonton film-film dari layanan media streaming seperti Netflix, meskipun Anda berada di rumah.
Pada beberap bulan lalu Netflix merilis sebuah series yang dinantikan oleh benyak orang, terutama penggemar karya produser Darren Star. Darren Star memperoleh banyak pujian dan kesukesan dari karya sebelumnya seperti ‘Beverly Hills, 90210’, ‘Sex and The City’ dan juga ‘Younger’. Kali ini ia kembali hadir dengan series berjudul ‘Emily in Paris’ yang dibintangi oleh aktris Lily Collins yang berperan sebagai pemeran utama. Dalam series ini mengisahkan tentang seorang perempuan bernama Emily Cooper yang ditugaskan ke Paris untuk menggantikan atasannya dari sebuah perusahaan agency pemasaran di Chicago. Meskipun series ini hanya menggambarkan ‘keindahan’ bekerja di agency, namun kita tetap bisa menikmati alur cerita serta mengambil pelajaran yang bisa kita aplikasikan pada kehidupan kita (terutama untuk yang bekerja dalam sebuah agency).
Berikut adalah beberapa perbedaan yang ada dalam series ‘Emily in Paris’ dengan yang terjadi di kehidupan nyata , in real life (IRL).
- Bertambahnya follower Instagram secara organik dalam waktu yang singkat
Dalam series ini Emily datang di Paris dengan jumlah follower Instagram sebanyak 48 orang. Namun seiring dengan berjalannya waktu, Emily membagikan konten kesehariannya di Paris dan kemudian mendapatkan ratusan bahkan ribuan follower dengan kurun waktu yang cukup singkat. Pada kenyataannya kejadian ini hampir tidak mungkin terjadi di kehidupan nyata. Follower dengan jumlah besar datang dari posting yang konsisten dan teratur dalam periode yang lama. Namun hal ini bisa terjadi jika Anda memiliki konten yang menarik dan menjadikan Anda viral, tapi hal ini tidaklah bertahan lama jika tidak dibarengi dengan konsistensi dan juga konten yang relevan.
- Engagement yang meningkat pesat untuk Multiple posting
Pada saat atasan Emily di Paris memerintahnya untuk menghapus akun instagramnya, ia memutuskan untuk membuat ‘perpisahan’ dengan cara mendokumentasikan kegiatan malam terakhirnya sebelum akhirnya menonaktifkan instagramnya. Postingan terakhirnya yang terdiri dari beberapa foto dan juga video nya malah mendapatkan begitu banyak like, dan ini berarti meningkatnya engagement. Pada kenyataannya, posting foto dan juga video yang cukup banyak pada saat bersamaan bukanlah hal yang disarankan. Hal ini bisa menyebabkan orang merasa terganggu atau bahkan kehilangan ‘interest’.
- Client yang sangat amat pengertian
Pada series ini ada adegan dimana Emily sedang mendapatkan client yang sangat pengertian yaitu perancang busana Prancis Pierre Cadault. Apalagi pada saat Emily salah mengambil keputusan yang akhirnya mengarah ke publicity stunt memalukan dan memengaruhi citra Pierre Cadault. Jika ini terjadi pada kehidupan nyata, client tersebut pasti sudah memutuskan hubungan dan memecat agency tersebut. Namun kembali lagi kita sedang membahas sebuah cerita dongeng, Emily dapat berinteraksi secara pribadi dengannya dan mendiskusikan masa depan brand, di mana Pierre bersikap tenang dan pengertian selama percakapan. Meskipun ini bisa saja terjadi, namun seperti yang kita ketahui bekerja dalam agency, kita harus sadar bahwa selalu ada konsekuensi ketika public stunt gagal, dan bagi klien seperti Pierre, yang memiliki pengertian dan kesabaran yang luar biasa adalah berkah.
- Emily dan ide-ide cemerlangnya
Selama menikmati series ini kita mengenal sosok Emily yang sangat brilian dan mampu mengatasi segala permasalahan yang ada. Melalui penggambaran ini, ia juga ditampilkan kreatif dengan aliran ide konstan yang biasanya datang kepadanya dalam hitungan detik. Namun pada kenyataannya kita tahu betul bahwa pemahaman yang baik tentang profil perusahaan klien memerlukan penelitian dan pemahaman memerlukan waktu yang cukup banyak. Begitu pula dengan ide kreativitas, ini juga memerlukan waktu dan juga latihan. Dan disini kita juga diingatkan bahwa bekerja dalam agency membutuhkan kretaivitas dan juga ide-ide cemerlang dalam waktu yang singkat (meskipun tidak sesingkat yang ada pada serial ini).
(oleh Fitri Frisdianti, praktisi Public Relations; referensi dari berbagai sumber)