Istilah creative thinking atau berpikir kreatif sudah menjadi istilah yang sangat familiar di kehidupan sehari-hari kita, terutama dalam dunia pekerjaan. Tentu saja creative thinking juga diperlukan dalam dunia Public Relations (PR). Kita juga sering mendengar bahwa creative thinking merupakan skiil atau keterampilan yang perlu dikuasai.
Sebelum membahas creative thinking dalam PR, mari kita bahas terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan creative thingking. Creative thinking adalah kemampuan berpikir yang dimiliki individu dan dapat mengarahkan individu tersebut pada pemikiran yang penuh dengan kreatifitas, sehingga dirinya mampu menciptakan sesuatu yang baru dan karya unik yang berbeda dari karya-karya sebelumnya. Hasil berpikir secara kreatif dari seseorang, merupakan sesuatu yang luar biasa, dan belum tentu hal tersebut terlintas di pikiran orang lain.
Banyak orang beranggapan jika creative thinking hanya dibutuhkan untuk orang-orang yang bekerja di bidang seni atau Arts. Biasanya jenis pekerjaan tersebut seperti, penulis, seniman musik, perupa. Namun hal ini tentu merupakan anggapan yang salah. Keterampilan ini juga dibutuhkan bagi Anda yang bekerja di korporasi maupun kewirausahaan. Keterampilan ini sangatlah dibutuhkan terutama dalam problem solving. Seperti yang kita ketahui, apapun pekerjaannya kita selalu dihadapkan dengan berbagai masalah. Dengan keterampilan creative thingking maka diharapkan kita bisa menyelesaikan masalah dengan baik. Selain itu berpikir secara kreatif juga memiliki pengertian yaitu berpikir secara tidak biasa.
Lalu apa yang dimaksud dengan creative thinking dalam PR? Definisi dari kata kreatif itu sendiri adalah penggunaan imajinasi atau ide orisinil untuk menghasilkan sesuatu. Sebagai praktisi PR, kita dituntut untuk mengembangkan ide-ide kreatif menjadi strategi komunikasi yang bisa diterapkan diberbagai channel. Maka dari itu kita juga dituntut untuk menggunakan imajinasi atau ide kita untuk dikembangkan menjadi strategi komunikasi yang nantinya kita salurkan ke berbagai channel komunikasi.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa creative thinking akan sangat berguna untuk problem solving, begitu juga dalam dunia PR. Salah satu contoh, banyak klien memiliki tujuan yang sama seperti peningkatan penjualan dari produk mereka, atau peningkatan awareness mengenai produk mereka. Ini merupakan pesan dari klien yang harus disampaikan atau disebar luaskan kepada audiens dan juga publik. Pesan ini perlu dikomunikasikan dengan cara yang orisinal dan baru yang terkait dengan nilai dan tujuan dari klien dan juga target audiensnya. Nah disinilah letak permasalahan yang perlu diselesaikan secara creative thinking oleh praktisi PR. Praktisi PR haruslah mampu menyelesaikan permasalahan ini dengan cara yang kreatif dan juga menggunakan strategi yang baik.
Dan akhirnya kita sampai ke pertanyaan ‘bagaimana cara kita untuk bisa lebih kreatif?’ Memang dalam kasus- kasus tertentubeberapa secara alami lebih kreatif daripada yang lain. Namun ada beberapa cara untuk belajar menjadi lebih kreatif dan ada taktik yang dapat Anda gunakan untuk membantu Anda mendapatkan ide yang lebih kreatif. Ini beberapa teknik yang bisa Anda terapkan untuk bisa menjadi lebih kreatif.
- Temukan jumlah risiko yang tepat untuk Anda dan bisnis Anda.
Risiko dan kreatifitas adalah topik pembicaraan dalam industri PR. Namun perlu diingat kembali tidak semua klien bersedia untuk mengambil resiko tersebut. Maka kita sebagai praktisi PR harus lebih berhati-hati dan kembali melihat dan mengenal bagaimana brief dan juga klien kita.
- Mengambil kursus-kursus untuk pengembangan kreatifitas
Banyak kursus- kursus yang ditawarkan untuk meningkatkan kreatifitas Anda. Di dalam kursus-kursus tersebut banyak teknik yang diajarkan untuk bisa membantu kita menjadi lebih kreatif.
- Batasi mereka yang membunuh kreatifitas
Kreatifitas merupakan proses yang rumit, namun ada beberapa orang yang menghambat ataupun membatasi proses berjalannya kreatifitas itu sendiri. Maka perlu di buat aturan untuk menghindari proses kreatifitas itu terhenti. Proses kreatif perlu dikurasi sehingga memungkinkan orang-orang berpikir kreatif secara alami untuk menghasilkan ide tanpa dihambat oleh kritik atau penilaian.
- Bekerjasama dengan orang lain
orang lain membantu kita membangun empati untuk audiens yang berbeda dan mengidentifikasi pola pikir baru, yang meningkatkan proses berpikir kreatif kita.
- Think like a child
Bersikap playful dan mengejar kesenangan atau bahkan proses berpikir yang konyol dapat merangsang gagasan dalam diri orang lain. Terlebih lagi, ketika salah satu anggota kelompok membebaskan diri dari konstruksi orang dewasa dan masyarakat, hal itu memungkinkan orang lain dalam kelompok untuk membuang belenggu kedewasaan juga dan berkontribusi dengan cara yang mereka anggap mustahil.
(oleh Fitri Frisdianti, praktisi Public Relations; referensi dari berbagai sumber)