Wawancara TV atau media online menawarkan kesempatan untuk menyampaikan pesan kepada khalayak luas dengan cepat. Pada saat wawancara tentunya sikap, gaya fisik dan apa yang akan disampaikan oleh eksekutif/narasumber menjadi hal yang sangat penting dan perlu diperhatikan. Namun melakukan wawancara secara langsung dapat membuat eksekutif/narasumber yang paling canggih sekalipun merasa gugup dan tidak nyaman.

Oleh karena itu selain memahami konteks dan mempersiapkan pesan apa yang akan disampaikan, sebagai pratiksi Public Relations harus memastikan bahwa eksekutif/narasumber Anda memancarkan kepercayaan diri, kendali dan kredibilitas selama wawancara dan membuat audiens mempercayai pesan yang disampaikan.  Lantas apa saja yang harus diperhatikan agar wawancara berjalan lancar? Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1. Mendefinisikan Pesan

Dengan wawancara video yang biasanya singkat, pilih dua atau tiga poin yang sesuai dengan jurnalis dan audiens. Fokus pada pengemasan “poin penting” ini. Saat mengembangkan pesan, berpikirlah seperti pengacara pengadilan. Berikan poin bukti kepada eksekutif Anda untuk mendukung pernyataan apa pun yang dibuat. Beberapa eksekutif ingin berpartisipasi dalam menyusun pesan. Terlepas dari itu, tugas Anda adalah memastikan bahwa pesannya ringkas, kredibel, dapat dipertahankan, dan mudah diingat.

2. Mengantisipasi Pertanyaan

Para eksekutif, seperti pada umumnya, merasa paling nyaman saat mereka siap. Strategi Anda harus mencakup mengantisipasi pertanyaan reporter, baik yang mendasar maupun tidak terduga. Kembangkan dokumen tanya jawab atau Q&A yang menyertakan pertanyaan yang tidak menyenangkan atau pertanyaan sulit dengan mempersiapkan jawaban yang menyertakan pesan utama. Dokumen tanya jawab dapat digunakan kembali untuk eksekutif lain. Ini juga merupakan fondasi untuk langkah selanjutnya.

3. Terus Berlatih

Tidak ada yang bisa mengalahkan latihan untuk mempersiapkan wawancara TV. Menggunakan dokumen Q&A sebagai panduan, lakukan semua pertanyaan yang mungkin ditanyakan. Persempit jawaban sampai eksekutif merasa nyaman dengan tanggapannya. Melalui proses ini, Anda dapat menentukan apakah: pesan sedang dikomunikasikan; tanggapannya singkat; dan poin buktinya kuat. Ingatlah untuk mendorong eksekutif untuk mempraktikkan teknik yang disebut menjembatani. Ini adalah cara untuk mengarahkan wawancara ke agenda Anda.

4. Memerangi Demam Panggung

Merupakan hal yang wajar untuk merasa gugup sebelum wawancara siaran. Adrenalin yang menyertainya dapat membantu para eksekutif tetap waspada. Meskipun kesiapan penuh dapat membantu dalam menanamkan kepercayaan diri dan mengurangi rasa gugup, hal-hal seperti datang lebih awal, berpikir positif dan visualisasikan hasil yang sukses dan fokus pada wawancara ini akan membantu eksekutif mempertahankan kendali. Dengan bekerja untuk membuat pesan yang menarik dan berlatih, Anda akan menambah nilai luar biasa pada pengalaman siaran.

5. Persiapan Sebelum Wawancara

Tiba lebih awal akan memungkinkan untuk berpartisipasi dalam pencahayaan dan pemeriksaan suara. Biasanya, wawancara awal mendahului wawancara di depan kamera. Ini memungkinkan Anda untuk menilai pewawancara, dan menyebutkan topik yang ingin Anda diskusikan. Seringkali pra-wawancara dapat membantu mengatur nada untuk wawancara. Bicaralah secara alami, dan hindari menyentuhkan tangan atau pakaian Anda ke mikrofon.

6. Perhatikan Body Language

Body language sangat  penting pada saat wawancara. Pada saat duduk, duduklah dengan tegak tetapi tidak tegak lurus, dan sedikit ke depan atau ke arah pewawancara. Jika berdiri, lakukan dengan lengan di samping atau satu tangan di saku. Menanamkan satu kaki sedikit di depan kaki lainnya akan membantu Anda menghindari goyangan. Saat memberi isyarat, lakukan secara alami, bukan secara ekspansif. Pertahankan gerakan kecil dan di depan Anda, dan hindari gerakan tubuh tiba-tiba.

Buat ekspresi Anda sesuai dengan kata-kata Anda. Tersenyumlah jika perlu. Pertahankan ekspresi yang menyenangkan setiap saat; ekspresi yang terlihat netral di luar kamera tampak tidak bahagia atau marah di depan kamera, jadi wajah yang menyenangkan mungkin terasa tersenyum secara tidak wajar. Berlatihlah di depan cermin. Condongkan tubuh sedikit ke depan. Atur suara Anda saat membuat poin-poin penting. Hindari tanda-tanda ketidaknyamanan atau kegugupan yang jelas, misalnya kaki mengetuk, kepalan tangan, bergeser ke depan dan belakang.

7. Selama Wawancara

Selama wawancara berlangsung, buat pernyataan yang kuat dan ringkas; letakkan pesan terpenting Anda di depan; berbicara dengan pewawancara atau tamu, bukan kamera, kecuali diinstruksikan sebaliknya. Hindari kontak mata dengan menatap ke angkasa atau ke tanah akan membuat Anda tampak canggung; tetap perhatikan saat orang lain berbicara.

Jika wawancara dilakukan dengan jarak jauh, reporter berada di luar kantor mengajukan pertanyaan kepada Anda melalui ear piece – lihat langsung ke kamera setiap saat; Cobalah untuk tidak terganggu oleh aktivitas di sekitar Anda, tetap fokus pada pewawancara. Hindari pertanyaan reporter yang tumpang tindih. Dengan kata lain, tunggu sampai pertanyaan selesai untuk memulai jawaban Anda. Tentunya pertahankan sikap wawancara Anda sampai wawancara selesai dan kamera mati.

(oleh Irianty, praktisi Public Relations – IndoneisaPR.id; referensi dari berbagai sumber)