Talking point seperti lembar contekan bagi siapa pun yang berkomunikasi untuk mewakili sebuah perusahaan, organisasi, politikus, atau bahkan diri mereka sendiri. Talking point memberi panduan agar pembicara tetap pada jalurnya, tidak keluar dari topik, dan memastikan komunikasi konsisten.
Talking point digunakan sebagai materi untuk surat, siaran pers, pidato, debat, dan lain lain. Ini merupakan komunikasi internal dan tidak boleh dibagikan kepada audiens yang dituju.
Apa yang Harus Dimasukan dalam Talking Point
Dalam beberapa hal, talking point mirip dengan outline, tetapi tidak padat. Pembicara yang menggunakan talking point untuk pidato, debat, atau wawancara langsung harus dapat membacanya dengan cepat. Sementara itu, talking point yang dibuat sebagai panduan komunikasi tertulis seperti siaran pers mungkin bisa lebih rinci.
Seseorang yang sedang diwawancarai di televisi mungkin ingin membahas dua atau tiga topik yang sangat penting bagi organisasi yang ia wakili. Talking point berfungsi sebagai pengingat untuk mengarahkan percakapan ke topik-topik itu. Seseorang yang berbicara atas nama organisasi harus dapat berbicara tentang topik yang ingin dibahas secara menyeluruh, talking point bisa juga mencakup detail atau statistik yang tidak mudah diingat.
Bagi siapapun yang berada di depan kamera atau berbicara dengan audiens secara langsung, talking point tidak boleh lebih dari satu halaman agar membuatnya mudah dibaca, bahkan talking point bisa saja hanya ditulis di selembar kertas kecil.
Talking Point yang Efektif
Saat menulis talking point, penting untuk mengingat beberapa detail utama yang akan membantu Anda mempersiapkan diri Anda atau orang lain untuk mengkomunikasikan pesan yang ingin disampaikan:
- Prioritas
Prioritaskan yang ingin Anda sampaikan secara berurutan, tetapi pahami bahwa kualitas pesan Anda biasanya lebih penting daripada banyaknya poin yang ingin disampaikan. Jadi Anda mungkin tidak menyebutkan semua poin yang sudah dicatat pada talking point Anda, tetapi jika Anda telah membahas prioritas utama Anda secara menyeluruh dan juga menyentuh dua atau tiga prioritas lainnya, itu bisa dianggap berhasil. Audiens Anda kemungkinan besar akan mengingat satu atau dua poin yang dibahas secara menyeluruh.
- Mempersiapkan
Talking point hanya berguna jika mereka yang menggunakannya sudah mengetahui detail pesan yang perlu disampaikan. Bahkan sebelum sampai ke tahap menulis talking point, pastikan Anda dan orang lain yang akan mengkomunikasikan pesan tersebut sudah paham secara menyeluruh tentang detailnya. Talking point berfungsi untuk menjadi pengingat dan untuk menyoroti beberapa detail spesifik yang mungkin perlu diucapkan.
- Mengantisipasi
Terutama dalam wawancara atau debat ketika mereka yang berbicara akan ditanyai tentang pesan mereka, penting untuk mengantisipasi pertanyaan apa yang akan muncul. Misalnya, Anda menyajikan statistik atau data dan Anda mengantisipasi akan ditanyai tentang validitas sumber Anda, bersiaplah untuk mempertahankan sumber Anda dan sertakan beberapa kata dalam talking point sebagai pengingat.
- Fokus pada fakta
Ketahui fakta apa yang ingin Anda bagikan dengan audiens Anda, dan bersiaplah untuk menjelaskan kepada audiens bagaimana fakta tersebut memengaruhi mereka. Talking point Anda ada untuk mengingatkan Anda tentang fakta yang perlu Anda bagikan.
- Langsung ke Intinya
Sekalipun pesan Anda negatif, langsung ke intinya saja, dan akui apa yang Anda katakan. Jika Anda berbagi berita buruk, talking point Anda juga harus menyertakan pengingat tentang bagaimana Anda menanggapi situasi negatif dan berusaha membuatnya lebih baik. Jika Anda jujur tentang berita buruk dan berbagi rencana untuk menanganinya, audiens Anda kemungkinan besar akan melihat Anda sebagai pemecah masalah. Jika Anda bertele-tele atau mencoba menutupi situasi, audiens Anda kemungkinan besar akan melihat Anda sebagai orang yang tidak dapat dipercaya.
Apa yang Harus Dihindari
Sama seperti ada hal-hal yang harus dimasukkan dalam talking point, ada juga hal-hal yang harus dihindari:
- Terlalu panjang
Jika Anda perlu mengandalkan talking point untuk membantu merumuskan kalimat dan paragraf, Anda belum cukup siap untuk menulis talking point. Mereka yang menggunakan talking point hanya perlu melihat sekilas pada kertas atau kartu dengan cepat untuk mengingatkan diri mereka sendiri tentang topik yang akan dibahas atau tentang detail fakta untuk dikutip.
- Kalimat lengkap
Setiap poin harus tidak lebih dari satu kata atau frasa pendek — cukup untuk memicu ingatan pembicara. Jika berupa angka atau data, cukup sertakan angka sebenarnya dan label satu atau dua kata untuk data tersebut.
- Penggunaan huruf tebal, garis bawah, huruf miring yang berlebihan
Untuk seseorang yang hanya melihat sekilas halaman dengan cepat, upaya untuk menyoroti informasi malah akan mengganggu. Jika Anda bisa memprioritaskan dengan baik dan membuat talking point singkat dan sederhana, Anda tidak perlu menambahkan banyak highlight.
(Oleh Siti Aisyah, praktisi Public Relations; referensi dari berbagai sumber)