Sebagai profesional Public Relations (PR), tentu saja Anda ingin membuat jurnalis tertarik untuk mempertimbangkan ide cerita yang Anda miliki. Namun, para jurnalis ini menerima ratusan email pitch setiap harinya. Jadi, bagaimana kita bisa menarik minat mereka?

Kesuksesan seorang professional PR sering kali dimulai dengan menyajikan informasi yang menarik kepada jurnalis di waktu yang tepat. Kedengarannya cukup sederhana, tetapi bisa terbukti sangat sulit. Ini menantang bagi profesional PR karena kami harus memiliki konten yang layak diberitakan dan tahu cara menyusunnya dengan benar – ini berarti kita harus bisa mengartikulasikan story angle yang jelas dan menunjukkan mengapa itu merupakan sebuah berita.

Story angle adalah sudut pandang atau perspektif tertentu dari mana seorang penulis menceritakan kisahnya – dan seringkali cerita yang sama dapat diceritakan dari sudut pandang yang berbeda. Sebagai contoh, dongeng ‘The Three Little Pigs’ umumnya diceritakan dari sudut pandang babi yang kesal dengan serigala karena menghancurkan rumah jerami babi pertama dan rumah kayu babi kedua. Serigala tidak mampu menghancurkan rumah babi ketiga, yang terbuat dari batu bata.

Namun, kisah yang sama ini dapat diceritakan dari sudut pandang yang berbeda. Dalam “The True Story of the Three Little Pigs” yang ditulis oleh Jon Scieszka dan Lane Smith, kisah tersebut diceritakan dari sudut pandang serigala.

Menurut artikel Ragan’s PR Daily, 16 Story Angles That Reporters Relish, beberapa elemen yang membuat sudut cerita yang kuat meliputi: konflik, insiden, ekstrem atau superlatif, orisinalitas, relevansi, dan emosi. Dengan adanya setidaknya satu dari elemen ini, serta dengan perspektif yang dipersonalisasi, adalah cara pasti untuk membuat cerita yang menarik.

Berikut adalah lima tips untuk menemukan story angle yang kami rangkum dari berbagai sumber:

1. Brainstorming menggunakan koran atau jurnal perdagangan

Siapkan buku catatan dan pena saat Anda membaca koran. Perhatikan headline setiap bagian dan tanyakan pada diri Anda, “Apa yang ada di berita hari ini yang terkait dengan apa yang ingin saya promosikan?”.

2. Gunakan survei untuk menyusun ide cerita yang solid

Media memandang data kuantitatif sebagai data yang layak diberitakan dan akurat. Luncurkan survei, atau gunakan hasil survei yang terkait dengan industri Anda untuk membuat cerita yang kuat.

3. Dengarkan klien dan pelanggan Anda

Dengarkan baik-baik pelanggan dan klien Anda ketika mereka berbicara tentang kesulitan atau isu-isu yang mereka hadapi. Bisa saja akan muncul tren baru di mana Anda bisa langsung terlibat dengan tren tersebut.

4. Baca publikasi perdagangan untuk melihat tren industri

Apa desas-desus dalam industri Anda? Apa perkembangan baru di bidang Anda? Gunakan akses Anda ke informasi ini untuk membentuk cerita dan membangun buzz yang sedang terjadi di bidang Anda.

5. Dapatkan ide cerita dalam rutinitas harian

Perhatikan peristiwa-peristiwa yang layak menjadi sebuah cerita yang muncul di rutinitas harian Anda. Anda mungkin akan mendapatkan banyak  ide yang relevan dengan rutinitas harian audiens Anda, dan pastikan Anda menangkap ide-ide ini.

Saat pitching story atau menulis artikel, ada baiknya untuk mempertimbangkan semua angle potensial dan mengapa masing-masing angle itu penting. Dengan begitu, Anda dapat menimbang pro dan kontra dari satu story angle dengan story angle lain untuk menghasilkan story angle yang paling kuat.

(Oleh Siti Aisyah, praktisi Public Relations; referensi dari berbagai sumber)