Public Relations (PR) memiliki peran penting dalam kehidupan saat ini. Banyak orang yang tertarik untuk menekuni ilmu PR dan memiliki keinginian untuk berkarir di bidang ini. Alasannya karena menganggap bidang PR sebagai profesi yang menjanjikan baik di bidang industri dan pemerintahan.

PR sendiri memiliki peran sebagai jembatan yang mengubungkan sebuah perusahaan atau organisasi dengan publik. Jembatan yang dimaksud disini adalah membuka peluang praktisi PR untuk menghubungi dunia usaha atau pemerintah dengan publik atau stakeholder (pemangku kepentingan:.

Dengan peran tersebut, Praktisi PR dituntut untuk memiliki beberapa karakteristik untuk menjadi praktisi PR yang profesional. Berikut merupakan 6 karakteristik yang harus dimiliki seorang praktisi PR:

  1. Keterbukaan Mempelajari Trik Baru

Menjadi praktisi PR yang profesional bukanlah pekerjaan yang mudah, karena kita dituntut untuk terus belajar dan berlatih. PR sendiri merupakan bidang yang dinamis dan terus berkembang, sehingga praktisi PR dituntut untuk ‘beradaptasi dengan cepat’. Salah satu cara untuk berdaptasi dengan cepat adalah dengan mempelajari trik baru.

Salah satu contohnya adalah penggunaan Media Sosial. Sebelumnya sebuah perusahaan hanya bisa menggunakan press release atau mengadakan konferensi pers untuk mengumumkan produk baru mereka atau sekedar update tentang perusahaan mereka. Dengan hadirnya sosial media perusahaan dengan mudah menyampaikan berita dan update perusahaan secara langsung melalui platform social media. Tentu pennggunaan press release dan konferensi pers tetap digunakan sesuai dengan kebutuhan.

  1. Ketrampilan Membangun Hubungan Baik

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, peran PR sebagai jembatan yang menghubungkan perusahaan dengan publik. Praktisi PR dituntut untuk memiliki ketrampilan untuk membangun hubungan baik dengan publik, stakeholder, dan juga klien.

Tentu keahlihan ini tidaklah mudah untuk dikuasai, butuh waktu, kesabaran, serta latihan. Dengan cara mengenal mereka, memperhatikan kebiasaan dan pola pikir, ini akan memudahkan kita untuk mencari cara untuk membangun hubungan baik dengan mereka.

  1. Memilki Keahlihan Menulis

Seperti yang sudah diketahui seorang praktisi PR dituntut untuk memilki keahlihan dalam menulis. Bagian pekerjaan dasar dari praktisi PR diantaranya menulis press release. Dengan berkembangnya zaman, bentuk tulisan juga semakin bervariasi. Praktisi PR harus mampu mengembangkan kreativitas mereka dalam menulis dengan berbagai variasi tulisan sesuai dengan kebutuhan.

Seperti karakteristik lainnya, ini membutuhkan waktu dan latihan untuk menguasainya. Begitu juga dengan menulis, melalui trial and error, kita akan mengetahui jenis tulisan mana yang sesuai dengan kebutuhan kita. Hal utama yang tidak boleh dilupakan adalah tulisan tersebut merupakan penyampaian pesan dari klien dan mudah dimengerti.

  1. Detail Oriented

Sama dengan berbagai pekerjaan lain, sebagai seorang praktisi PR yang profesional kita dituntut untuk menjadi orang yang detail oriented. Pekerjaan dari praktisi PR memiliki banyak detail sehingga kita dituntut untuk sangat berhati-hati dan memerhatikan setiap detail yang ada.

Contohnya praktisi PR harus memeriksa setiap statement, press release, informasi apapun yang keluar dan beredar di publik. Sebagai jembatan dari perusahaan ke public, PR memiliki peran sebagai komunikator dua arah. Karena setiap statement dan lainnya akan mempengaruhi kepercayaan dan citra dari perusahaan atau klien. Pada akhirnya pekerjaan praktisi PR lebih menitik beratkan pada kualitas bukanlah kuantitas.

  1. Berkata Jujur

Sebagai praktisi PR yang profesional sangatlah penting untuk menampilkan diri kita secara jujur dan tulus. Karena kesalahan sedikit akan berpengaruh pada reputasi kita. Sebagai praktisi PR, kita sering berurusan dengan statement yang tidak benar. Hal ini merupakan posisi yang sulit karena kita tidak boleh berbohong dan menyampaikan statement yang tidak benar. Lebih baik komunikasikan kembali dengan perusahaan atau klien dan jelaskan kenapa hal itu bukanlah hal yang baik untuk dilakukan. Tentu komunikasikan ini secara profesional.

Pada akhirnya ini bukan masalah kebenaran atau kebohongan, ini merupakan etika PR. Kita harus menjunjung tinggi moral dan etika bisnis dalam mengambil langkah dan menentukan keputusan. Lebih baik tidak disukai karena berpegang pada prinsip moral dan etika, dibandingkan dikenal sebagai seseorang praktisi PR yang tidak etis untuk selamanya.

  1. Mengetahui Kapan Saatnya Harus Bersikap Tegar

Sebagai praktisi PR yang masih muda, kita akan dihadapkan dengan banyak kritik. Sebagai contohnya pada saat kita menghadapi krisis atau pada saat kita mengetahui press release kita ditolak atau tidak dimuat oleh media. Kita dituntut untuk tetap tegar dan tidak berputus asa. Ini merupakan bagian dari pekerjaan keseharian sebagai praktisi PR. Bisa dikatakan ini merupakan bagian dari latihan menuju praktisi PR yang lebih andal dan profesional.

Gunakan itu semua untuk membangun diri untuk menjadi lebih baik. Hal yang perlu digaris bawahi adalah janganlah menyerah dan belajar dari hal tersebut. Bahkan dalam keadaan yang sulit, tetaplah berusaha untuk tenang

(oleh Fitri Frisdianti, praktisi Public Relations; referensi dari berbagai sumber)